Berkeliling Pulau untuk Melepas Rindu

Berkeliling Pulau untuk Melepas Rindu

Pelabuhan Rakyat Belakang Padang (Foto: Ajang Nurdin)

HARI beranjak petang. Tak ada sengatan matahari yang menusuk ubun-ubun, sebab masih terhadang awan gelap dan gerimis. Tak juga ada keriuhan orang-orang ramai berseliweran dengan kendaraan bermotor. Ini adalah pulau yang cukup tenang yang tanpa polusi.

Cukup dengan becak dayung saja sudah bisa mengelilingi pulau yang luasnya 68,4 kilometer. Penduduknya yang berjumah 20 ribu jiwa sangat ramah-ramah. Bahkan ketika berkeliling pulau, kami ditemani Lurah Sekanak Raya, Amir Kasim, dan seorang pemilik warung Elang Laut, Ridwan Isnin.

Pulau ini sangat hijau. Berbagai pohon tumbuh subur. Di setiap halaman rumah penduduknya ditanamani pohon mangga dan pisang. Di tepi-tepi lautnya ramai dengan tanaman bakau, walau memang sudah ada yang rusak ditebang di beberapa tempat.

Sarana jalannya sangat bagus. Sebagain beraspal, lainnya ada yang dipasangi paving blok. Sehingga nyaris tak ada jalan berbecek dan berlubang. Sebagai sebuah kecamatan tentu sarana pelayanan publik juga sudah lengkap, termasuk Puskesmas, dan juga kantor Polsek Belakang Padang. “Tetapi di sini tidak ada tindak kriminal, paling polisi hanya mengamankan orang-orang mabuk saja,” kata Ridwan.

Tempat wisata di sini ada juga, yaitu Pantai Pasir Putih. Sayang kurang terawat. Agar menarik, tempat ini harus disediakan berbagai fasilitas  dengan kebersihan yang baik. Sedangkan sarana kulinernya lumayan banyak. Apalagi jika sore hari, di depan kantor Polsek Belakang Padang, tepat di Pelabuhan Rakyat digelar aneka makanan, tentu yang paling dominan adalah masakan hasil laut.

Hanya ada dua penginapan di sini. Harganya pun terjangkau, paling mahal hanya Rp200 ribu saja.

Namun kami tak bermalam di sini. Sekitar pukul 14.00 WIB, kami sudah kembali ke Pelabuhan Rakyat berlayar ke Pelabuhan Sekupang Batam. Hari sudah mulai cerah. Pemandangan laut mulai bisa dinikmati. Ombak tak seganas saat kami berlayar ke Belakang Padang.

Hanya menempuh 15 menit berlayar kami sudah tiba kembali ke Batam.  Entahlah, apakah kami akan merindukan Pulau Belakang Padang sehingga akan kembali lagi...***

  1. Mengarungi Punggung Laut Penawar Rindu
  2. Menyesap Kopi Ameng dan Singapura
  3. Legenda Bocah Dihukum Mati di Batu Berantai
  4. Berkeliling Pulau Penawar Rindu

Komentar Via Facebook :

Berita Terkait

close

Aplikasi Android Batamnews