Nongsa Digital; Inisiatif Pengusaha Bangkitkan Batam? (Bagian II)

Nongsa Digital; Inisiatif Pengusaha Bangkitkan Batam? (Bagian II)

flyover yang panjangnya setengah kilometer menuju bandara internasional utama Hang Nadim di Batam. (Foto: BP Batam via The Straits Times)

BATAMNEWS.CO.ID - Kini, muncul pebisnis yang menerobos ide baru dalam layanan digital di Batam.

Rumah perangkat lunak telah tumbuh, menawarkan layanan dari pengembangan aplikasi mobile dan situs web untuk membangun perangkat lunak dan mengotomatisasi fasilitas perakitan dan manufaktur di pabrik.

Pengusaha Singapura telah memanfaatkan layanan ini, dengan alasan biaya operasi yang lebih rendah dan dekat dengan Republik.

Mr Ho Wee Teck, managing director of Singapore-based IT-solutions provider BSS Group, telah terkesan dengan Batam.

Ia menggandeng Tugu Sena Sinergi yang berbasis di Batam untuk mengembangkan sistem manajemen sekolah yang membantu mempertahankan catatan akademis dan mencetak rapor siswa.

"Jika standar bahasa Inggris di Batam dapat ditingkatkan, ini akan membawa layanan TI di pulau ini ke tingkat yang lebih tinggi, dan memudahkan perusahaan Batam untuk menawarkan layanan mereka tidak hanya di Singapura tapi juga di seluruh dunia," katanya.

Perusahaan lain yang berminat masuk ke wilayah digital Batam adalah Liquid Pay. "Target kami adalah membangun sebuah organisasi yang melengkapi operasi Singapura dengan beragam keahlian," kata Head of Operations Liquid Pay Robert Stables. "Bagi kami, ini adalah skenario komersial yang sangat menguntungkan."

Melihat pertumbuhan potensial di sektor ekonomi digital di kedua negara, Infinite Studios, perusahaan hiburan terpadu dan hiburan terpadu yang berbasis di Singapura, mengumumkan pada April bahwa pihaknya mengembangkan Taman Nongsa Digital senilai $ 700 juta di kawasan elit Nongsa.

Inisiatif swasta skala besar pertama, taman teknologi 100ha diharapkan dapat menyediakan pusat data internasional, sebuah inkubator untuk para pemula dan apartemen untuk para technopreneurs dan pemrogram.

Sementara Batam ingin menjadi pionir dalam ekonomi digital, tantangannya tetap ada.

Kritik mempertanyakan apakah Batam dapat menang atas pesaing regional dan menyelesaikan masalah jangka panjang di zona perdagangan bebas dekade ini seperti birokrasi. Infrastruktur, juga tetap menjadi bugbear.

Infrastruktur dasar saat ini "memadai namun untuk merespons peluang dan tantangan akan memerlukan optimalisasi dan percepatan", kata analisis Danareksa Sekuritas, Lucky Bayu Purnomo.

Namun BP Batam bukannya menjawab pertanyaan yang berupa tantangan masa depan. Tak terlihat sebuah solusi atau program, malah berkutat dengan persoalan yang itu-itu saja. "Manajemen baru ditunjuk oleh Jakarta pada bulan April tahun lalu, ini untuk memperbaiki apa yang tidak dilakukan dengan benar".

BP Batam memaparkan program satu atap untuk pengelolaan lahan dan layanan perizinan investasi yang memproses izin usaha dalam tiga jam, turun dari satu hingga dua tahun sebelumnya. Tetapi, saat ini sebagian besar pengusaha dan masyarakat biasa mengeluh soal urusan lahan.

Ia juga menjelas soal jembatan laying yang sedang dibangun menuju ke bandara internasional Hang Nadim utama. Membangun terminal baru di bandara melayani rute internasional langsung dan pelabuhan yang lebih besar untuk mengakomodasi kenaikan volume kargo.

BP Batam juga membayangkan jalur kereta ringan di masa depan, jalan raya yang menghubungkan kawasan industri Mukakuning ke pelabuhan dan bandara, dan seabridge 6.97km yang menghubungkan Batam dengan pulau Bintan yang berdekatan.

Selanjutnya ia, menyebut ada 260 juta orang penduduk Indonesia yang menjadi pasar potensial. "Singapura selalu menjadi no 1 (investor) kami," kata Hatanto.

"Saya di sini untuk memberi tahu calon investor tentang apa yang telah saya lakukan untuk mengalihkan pikiran dari Batam lama ke Batam yang baru."

Namun, lagi-lagi Hatanto tak menjelaskan Batam era baru itu yang seperti apa? Fakta sekarang, sebagaimana istilah Walikota Batam Muhammad Rudi, bahwa batam sedang darurat ekonomi.

Kepada The Jakarta Post, Rudi mengatakan sudah melaporkannya kepada Presiden Jokowi.*** (Baca juga artikel sebelumnya: Batam Mau Jadi Apa?)


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews