Gara-gara Nyamuk, Pemerintah Brazil Larang Wanita untuk Hamil

Gara-gara Nyamuk, Pemerintah Brazil Larang Wanita untuk Hamil

Ilustrasi hamil

BATAMNEWS.CO.ID, Brazil - Kementerian Kesehatan Brazil secara resmi melarang wanita untuk tidak hamil sementara waktu. Hal ini menyusul tingginya kasus virus Zika yang menyebabkan microcephaly atau gangguan perkembangan otak pada bayi baru lahir.

"Ini keputusan yang sangat penting. Jika keluarga dapat menunda rencana kehamilan mereka, itulah yang kami rekomendasikan," kata infectologist pediatrik di Oswaldo Cruz Hospital, Angela Rocha kepada CNN.

Menurut Rocha, saat ini terdapat lebih dari 2.400 kasus microcephaly di 20 negara bagian Brasil. Jauh lebih tinggi dibandingkan dengan 147 kasus pada tahun lalu. Para dokter kini juga sedang menyelidiki 29 kematian bayi akibat penyakit tersebut.

Microcephaly menyebabkan bayi lahir dengan kepala abnormal-sangat kecil sehingga memengaruhi tumbuh kembang dan berisiko mengalami kematian dini. Saat ini enam negara bagian telah dinyatakan dalam keadaan darurat. 

"Bayi baru lahir membutuhkan perhatian khusus karena menyangkut masa depan. Kasus ini menyebabkan stres emosional yang tidak bisa dibayangkan. Khususnya di Pernambuco, ada 900 kasus bayi microcephaly," kata Rocha.

Dia mengatakan, kasus microcephaly mulai melambung bulan lalu, dokter melihat hal ini seiring munculnya virus Zika di Brasil. Sebagian besar ibu-ibu yang terkena virus Zika selama awal kehamilan akan mengalami demam ringan, ruam dan sakit kepala.

"Ini adalah situasi yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam penelitian ilmiah dunia," kata kementerian itu dalam situsnya.

Fokus rekomendasi ibu hamil yang sebelumnya terkonsentrasi di timur laut Brasil, kini meluas hingga ke Rio de Janeiro dan Sao Paulo. Dan hal ini memicu kekhawatiran di seluruh negeri. 

Salah seorang wanita dari Sao Paulo, Patricia Compassi turut mengundang dukungan dan simpati dari media sosial setelah ia menyatakan hasil pemeriksaan USG, bayinya lahir dengan microcephaly. Awal kehamilan, dia mengatakan, terbangun dengan ruam di seluruh wajah dan sakit sendi.

"Jelang kelahiran saya menangis, tapi melihat anak saya, itu memberi saya kekuatan," katanya.

Virus Zika pertama kali ditemukan di Uganda pada 1940-an dan sejak itu menjadi endemik di beberapa bagian Afrika. Hal ini juga menyebar ke Pasifik Selatan dan wilayah Asia, termasuk Indonesia dan yang paling baru ke Amerika Latin.

Sejak awal 2014, virus zika terdeteksi di Brasil. Beberapa dokter percaya wisatawan dari Asia atau Pasifik Selatan membawa virus ini selama Piala Dunia 2014.

Virus ini ditularkan melalui nyamuk Aedes aegypti yang juga menyebabkan demam berdarah dan chikungunya. Serangga ini tumbuh subur di iklim tropis. 

Sangat sulit untuk mendeteksi virus zika karena gejalanya sangat umum dan sering tanpa gejala apapun. Kementerian Kesehatan Brasil mengatakan, virus ini telah menginfeksi setengah juta dan 1.500.000 kasus baru.

sumber: liputan6.com

 

[snw]


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews