Diduga Dianiaya, Ketua Perindo Medan Johor Tewas

Diduga Dianiaya, Ketua Perindo Medan Johor Tewas

Gidion Ginting. (foto: ist/sindo)

BATAMNEWS.CO.ID, Medan - Ketua Perindo Medan Johor, Gidion Ginting (42) ditemukan tewas di pos jaga Pusat Pasar Medan Jalan MT Haryono, Jumat (18/12/2015). Diduga, meninggalnya Gidion melibatkan seorang oknum aparat.

Menurut informasi yang diperoleh aksi penganiayaan berujung kematian itu berawal saat korban yang diketahui warga Jalan Pintu Air IV Lorong Satu Kelurahan Kwala Bekala, Medan Johor terlibat adu mulut dengan salah satu pedagang wanita bermarga Simanjuntak. Wanita itu diketahui ibu dari oknum polisi yang bertugas di Polresta Medan berinisial JS.

Setelah keributan itu, oknum polisi itu pun memerintahkan anggotanya agar korban dibawa masuk secara paksa ke pos jaga.

Aksi paksa tersebut disaksikan oleh dua pedagang lainnya yakni ART dan DS yang dilakukan oleh petugas sekuriti. Bahkan, dua pedagang tersebut juga sempat melihat korban ditendang dari belakang agar masuk ke dalam pos jaga.  

Beberapa saat kemudian korban pun keluar dari pos jaga dengan kondisi lemah. Korban masih menyempatkan diri menelepon adik iparnya, Arison Sembiring.

Namun sayang, sang adik ipar tak bisa datang untuk menolongnya. Tak berapa lama korban tergeletak tak jauh dari pos jaga.

Melihat korban tergeletak tak berdaya, para pedagang yang melihat langsung membawanya ke Rumah Sakit Murni Teguh. Meski sudah mendapatkan perawatan medis, nyawa korban tak tertolong lagi. Untuk kepentingan autopsi, korban dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara Polri Jalan Wahid Hasyim Medan.

Kapolresta Medan Kombes Pol Mardiaz Kusin Dwihananto mengatakan masih menyelidiki apakah oknum polisi yang bertugas di Polresta Medan terlibat atau tidak.

"Masih kita selidiki apakah terlibat atau tidak oknum polisi tersebut. Hingga sejauh ini belum ada tersangka. Semua orang masih diperiksa termasuk petugas sekuriti Pusat Pasar," ungkap Mardiaz.

Memar di tubuh

Kepala Rumah Sakit (Karumkit) Bhayangkara AKBP Farid Alamsyah ketika dikonfirmasi belum bisa menyimpulkan apa sebenarnya penyebab kematian korban.

"Hasil sementara memang enggak ada tanda-tanda kekerasan. Kita perlu memeriksa bagian organ dalam tubuh korban. Pemeriksaan dalam (patologi) perlu memakan waktu dua pekan lebih," beber AKBP Farid Alamsyah.

(ind/bbs)


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews