Penggusuran Pemukiman Oasis

Begini Suasana Dramatis dan Mengharukan Saat Pengggusuran Ruli Oasis Jodoh

Begini Suasana Dramatis dan Mengharukan Saat Pengggusuran Ruli Oasis Jodoh

Seorang anak memakai sendok dempul di pemukiman dekat Hotel Oasis saat menghadang petugas yang akan menggusur rumah mereka. (foto: edo)

BATAMNEWS.CO.ID, Batam - Sebelum Aparat gabungan TNI-Polri, Satpol PP Pemko Batam dan Dirpam BP Batam, masuk ke dalam pemukiman warga yang hendak digusur, sempat ada perlawanan dari beberapa orang ibu-ibu dan anak-anak. Mereka menghadang mobil water canon yang ingin masuk.

Mobil water canon Polresta barelang bergerak paling depan untuk memadamkan api yang digunakan untuk menghambat jalan, dan beberapa wanita maju menghampiri mobil dan menghalangi, "Kami siap mati, kurang ajar kalian," teriak seorang wanita.

Kemudian mereka dipaksa mundur setelah didesak petugas kepolisian yang terus bergerak maju.

Kemudian, puluhan warga yang memakai ikat kepala warna merah, terus menghujat para petugas sambil mengacungkan senjata yang mereka bawa, seperti parang panjang, samurai, panah, balok dengan paku di ujungnya, dan besi yang sudah diruncingkan.

"Coba saja kalian maju, kami tidak takut mati, mari sama-sama hadang mereka," ujar seorang warga.

"Maju kalian kalau berani, sini," ujar seorang anak kecil dengan ikat kepala merah sambil mengacung sendok dempul.

Karena tidak ingin adanya korban dalam penggusuran, Sabhara Polresta Barelang yang berpakaian lengkap, melepaskan beberapa tembakan gas airmata ke arah belakang warga. Setelah ditembak, warga kocar kacir mencari tempat berlindung dan menghindari gas air mata tersebut.

Petugas terus maju memasuki pemukiman warga, dan mengamankan senjata-senjata tajam yang dbawa oleh para warga, petugas juga menemukan beberapa bom molotov di salah satu rumah warga dan puluhan anak panah.

Setelah semua warga didesak mundur, petugas dari BP Batam dan Satpol PP langsung mengeksekusi rumah warga, dengan mengeluarkan barang-barang, sebelum diratakan dengan alat berat.

Warga yang melihat aksi petugas, hanya bisa menangis dan berdoa.

Para wanita dan anak-anak hanya bisa menangis saja melihat tempat tinggal mereka akan diratakan. "Mau kemana kami setelah ini pak, anak masih kecil, rumah kena gusur," isak seorang wanita sambil menggendong anaknya yang masih balita.

Namun, petugas tetap saja melakukan penggusuran, mereka seolah-olah tidak mendengar jeritan para warga-warga yang kehilangan tempat tinggal yang selama ini mereka tempati. Tak lama, rumah-rumah warga mulai hancur dan diratakan.

(edo)


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews