Pengamat: Konflik di Laut Cina Selatan Bisa Picu Perang Dunia Besar!

Pengamat: Konflik di Laut Cina Selatan Bisa Picu Perang Dunia Besar!

Wilayah yang sengketa di Laut China Selatan. (foto: ist/jakartagreater)

BATAMNEWS.CO.ID, Natuna - Memanasnya situasi di Laut Cina Selatan, bisa berakibat perang besar atau bahkan perang dunia. Konflik wilayah lautan ini sudah melibatkan negara-negara besar seperti China dan Amerika Serikat.

Makin panasnya kondisi di Laut China Selatan ini setelah Menteri Pertahanan Amerika Serikat Ashton Carter mengingatkan bahwa reklamasi lahan dan penambahan jumlah personel militer di Laut China Selatan dapat berujung pecahnya konflik antar negara di kawasan Asia.

Berbicara di sebuah forum di Ronald Reagan Presidential Library di California, Sabtu (7/11/2015), Carter mengatakan kekhawatirannya atas konflik Laut China Selatan telah dibagi dengan negara lainnya.

"AS bergabung dengan semua orang di kawasan (Asia) dan sama-sama khawatir mengenai reklamasi lahan di Laut China Selatan," tutur Carter, seperti dikutip AFP.

Gesekan AS-Tiongkok meningkat akhir Oktober, saat kapal perang Negeri Paman Sam USS Lassen berlayar dalam jarak 12 mil dari pulau buatan Tiongkok di Laut China Selatan, tepatnya di area Kepulauan Spratly. Kehadiran kapal perang itu dianggap provokasi perang oleh China.

Setelah kejadian itu, Uni Eropa (UE) langsung mendukung Washington atas insiden di Laut China Selatan yang melibatkan kapal perang Amerika Serikat (AS) dengan kapal perang China.

Sementara Rusia mendukung China. Wakil Menteri Pertahanan Rusia Anatoly Antonov mengatakan Negeri Beruang Merah itu akan bergabung dengan China dalam latihan militer di Laut China Selatan.

Pengamat menyebut, saling klaim antara China dengan negara-negara Asia Tenggara (ASEAN) bisa memicu perang dunia habis-habisan. Pasalnya, ketegangan itu kini tidak hanya melibatkan Cina dan negara-negara ASEAN, tapi Amerika Serikat (AS) dan Australia ikut terseret.

Kekhawatiran pecahnya perang dunia akibat kisruh sengeketa maritim itu disampaikan Wakil Dekan Studi Bahasa dan Global Universtitas RMIT, Australia, Profesor Joseph Siracussa, belum lama ini.

Joseph Siracussa, menjelaskan dampak mengerikan dari konflik sengketa maritim itu di kawasan Asia Pasifik. "Ini adalah (masalah) nomor satu yang menyala di dunia. Ini akan ditonton semua orang," kata Siracussa.

"Begitu Anda mulai berpikir perang akan datang, Anda mungkin mendapatkannya," katanya lagi, seperti dilansir news.com.au.

"Ini mungkin bukan perang nuklir, tapi itu akan menjadi neraka yang berantakan dan Australia serta semua tetangganya akan diseret."

Menurutnya, AS tidak bisa membiarkan 1,5 juta mil persegi dari kawasan Laut China Selatan jatuh ke tangan China. "China mengatakan, bahwa mereka memiliki klaim untuk itu berdasarkan peta tahun 1948. Itu akan menjadi seperti seseorang yang mengaku setengah dari Australia berdasarkan peta bajak laut," sindir dia.

Siracussa juga memperingatkan bahwa klaim Beijing di atas wilayah dari Filipina dan Taiwan di Laut Cina Selatan bisa menyeret AS ke dalam konflik. Saling klaim itu dikabarkan tidak lepas dari potensi minyak yang sangat besar di Kepulauan Spratly dan Paracel.

(ind/berbagai sumber)


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews