Pengamat AS Takut Remehkan Jokowi, Ini Sebabnya

Pengamat AS Takut Remehkan Jokowi, Ini Sebabnya

Jokowi dan Obama berkeliling White House. (Foto: Istimewa/Facebook)

BATAMNEWS.CO.ID - Presiden AS Barack Obama Senin (26/08) bersiap menyambut Presiden Joko "Jokowi" Widodo ke Gedung Putih dalam kunjungan pertama presiden Indonesia ke AS pada dekade kedua milenium.

Obama - yang sempat tinggal semasa kanak kanak di Indonesia selama hampir lima tahun akan mengadakan pertemuan di ruang Oval gedung putih membicarakan perubahan dunia internasional yang menjanjikan.

Hampir belasan tahun sejak terakhir Jokowi menginjakkan kaki pertama kali ke AS untuk berjualan furniture kini berada satu meja dengan salah satu personalitas terkuat di dunia, yang menariknya memiliki perjalanan panjang menuju kekuasaan yang identik dengan karir politik Jokowi.

Keduanya sama sama dilihat sebagai fenomena pembaruan demokrasi. Misalnya di AS, Obama mewakili minoritas kulit hitam yang mampu menjadi pemimpin di negaranya golongan mayoritas WASP (kulit putih, keturunan Inggris, Protestan). Sementara Jokowi mampu menjadi orang nomor satu di Indonesia di mana lingkaran kekuasaan tersebut tidak pernah lepas dari kaum elit popular, para jenderal militer, tradisionalis, feodalis, ningrat di Jakarta.

Keduanya menjadi presiden dari bukan siapa siapa, dan entah dari mana asalnya.

Dengan menyambut Jokowi dia Gedung Putih, Obama akan berharap bisa memelihara sekutu handal di kawasan Asia sekaligus berharap model moderat Muslim modern ala Indonesia terjaga.

"Presiden Obama berharap bercakap-cakap dengan Presiden Widodo dalam fase baru untuk kemitraan AS-Indonesia," kata seorang pejabat senior pemerintah.
Kedua negara pun sama sama memiliki masalah ekonomi, namun dengan fase tersendiri yang menghambat upaya keduanya menjadi pemimpin transformasional yang lengkap.

Indonesia selama ini telah diganggu oleh korupsi sistemik, harga komoditas yang lebih rendah dan perlambatan ekonomi China. Sementara AS, tidak kuasa membendung barang konsumer asal China yang menguasai pasarnya sendiri, sehingga kerjasama investasi perdagangan di Indonsia menjadi kian penting.

Namun Obama diharapkan tidak meremehkan intensitas negosiasi Jokowi. Karena dalam kunjungan lima hari ke Amerika Serikat ini, Jokowi akan mencoba untuk memperkuat medan gravitasi politiknya sendiri.

"Dia akan ingin memposisikan dirinya sebagai seorang negarawan dengan visioner, dalam liga yang sama dengan para pemimpin negara-negara terbesar lainnya di dunia," jelas Ernest Bower dari Pusat Studi Strategis dan Internasional di Washington.

sumber: fiskal.co.id

 

[snw]

 


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews