Kualitas Udara di Pulau Sumatera Sudah Berbahaya, Inilah Kondisinya

Kualitas Udara di Pulau Sumatera Sudah Berbahaya, Inilah Kondisinya

Kondisi Kota Pekanbaru Kamis (22/10/2015) pagi. (foto: ist/twitter/sutopo)

BATAMNEWS.CO.ID, Pekanbaru - Presiden Joko Widodo (Jokowi) dua pekan lalu menjanjikan warga Riau, jika bencana kabut asap akan hilang dalam kurun waktu dua pekan. Namun, kabut asap di Riau malah makin parah. Bahkan, kini hampir semua provinsi di Sumatera sudah terkena imbas.

Janji orang nomor satu di Indonesia itu diucapkan saat mengunjungi lokasi kebakaran di Rimbo Panjang, Kecamatan Tambang, Kabupaten Kampar, Riau pada 9 Oktober.

Di Padang, Sumatera Barat, seluruh siswa pendidikan anak usia dini (paud), taman kanak-kanak (TK), dan sekolah dasar (SD) diliburkan selama dua hari akibat kualitas udara yang buruk dampak dari terjangan kabut asap.

Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Daerah (Bapedalda) Kota Padang, Edi Hasmy, mengatakan, libur selama dua hari (Jumat-Sabtu) tersebut merupakan keputusan Pemerintah Kota Padang. Keputusan itu diambil karena kualitas udara yang terus memburuk.

"Seluruh paud, TK, dan SD diliburkan selama dua hari karena asap kiriman dari provinsi tetangga sudah tidak sehat. Sementara SMP dan SMA tetap sekolah," katanya, Jumat (23/10/2015).

Edi menambahkan, diliburkannya siswa tersebut akibat sangat rentan terkena infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) dari kabut asap tersebut. Sementara siswa SMP dan SMA tetap melakukan kegiatan belajar-mengajar di dalam ruangan sekolah dengan memakai masker.

"Kita menyediakan masker sebanyak 70 ribu untuk SMP dan SMA, namun jumlah masih kurang diharapkan dapat dibantu sekolah bersangkutan kalau kurang," ujarnya.

Di Medan, Sumatera Utara, kabut asap di Medan semakin mengkhawatirkan. Di kota ini, polusi udara yang diukur dari konsentrasi partikulat hampir 4 kali lipat dari ambang batas.

"Kabut asap di Kota Medan dibawa angin yang bergerak dari tenggara. Angin membawa asap dari wilayah Riau, Jambi dan Sumsel," kata Kristin Matondang, staf pelayanan informasi dan jasa Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Wilayah I Medan, Jumat (23/10/2015).

Dia memaparkan, tidak ada titik panas terpantau di wilayah Sumut. Hotspot tersebar di Riau, Jambi dan Sumsel.

Tebalnya kabut asap ini menyebabkan polusi udara sangat parah di Medan sekitarnya. Pada pukul 13.00 WIB, BMKG mencatat konsentrasi partikulat PM10 mencapai 549,12 ugram/m3. Kondisi ini jauh dari Nilai Ambang Batas (NAB) konsentrasi polusi udara yang diperbolehkan berada dalam udara yaitu 150 ugram/m3.

"Jadi kondisi udara ini masih sangat tidak tidak sehat," sebut Kristin.

Situs bmkg.go.id juga mencatat kondisi udara di Pekanbaru, Riau lebih parah pada jam yang sama. Konsentrasi partikulat di daerah ini mencapai 623.61 ugram/m3.

Sementara di Jambi, konsentrasi partikulat di udaranya terus menurun meski masih berada jauh di atas bang batas. BMKG mencatat angkanya sudah 456.04 ugram/m3.

Kondisi membaik juga terjadi di Kota Palembang. Meski pada pagi hari tercatat konsentrasi partikulat 573.11 ugram/m3, pada pukul 13.00 WIB angkanya sudah menjadi 289.79 ugram/m3.

Polusi terparah tercatat di Palangkaraya. Angka partikulat pada udara sudah mencapai 2.079.61 ugram/m3.

Kabut asap di Medan sekitarnya juga kembali mengganggu penerbangan di Bandara Kualanamu. Sedikitnya 8 penerbangan tertunda pada pagi tadi karena jarak pandang hanya sekitar 1.000 meter.

(ind/bbs)


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews