Modus Pelaku Penipuan

Dapat Cek Rp 4,7 Miliar di Bengkong, Ibu Rumah Tangga Nyaris Jadi Korban Penipuan

Dapat Cek Rp 4,7 Miliar di Bengkong, Ibu Rumah Tangga Nyaris Jadi Korban Penipuan

Cek bodong yang diduga digunakan untuk menipu. (Foto: Istimewa)

BATAMNEWS.CO.ID, Batam - Seorang ibu rumah tangga di Batam, Kepulauan Riau, nyaris menjadi korban penipuan. Ia sempat kaget begitu mendapat amplop berukuran besar yang seolah tercecer di depan rumahnya di Bengkong Kodim, Kecamatan Bengkong, Batam, Rabu (22/10/2015).

Tanpa rasa curiga wanita bernama Mutia itu mencoba membuka. “Soalnya amplopnya tidak ada alamatnya, makanya saya buka,” ujar Mutia kepada batamnews.co.id, Kamis (22/10/2015).

Saat membuka amplop tersebut ia mendapati ada satu lembar cek dan Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP). Di sana lengkap sejumlah alamat dan nomor telepon.

Yang paling mencengangkan, cek yang ia dapatkan tertulis Rp4,7 miliar. Sebuah angka yang fantastis.
Namun anehnya SIUP yang ada tampak palsu.

“Hanya fotonya, foto alsi,” ujar Mutia. Mutia pun mengurung niat untuk menelepon orang tersebut.
Ia sudah mulai curiga dengan penemuan tersebut.

Mutia yakin itu adalah modus penipuan yang selama ini sering ia dengar. “Saya udah sering dengar, tapi baru kali ini mengalami,” kata dia.

Apalagi, kata Mutia, anaknya pada hari yang sama juga menemukan amplop serupa lainnya dengan isi yang sama.

“Dia dapat dekat rumah tetangga, setelah dibuka ternyata sama, akhirnya ditaruh lagi di sana,” ujar Mutia.

Di kedua amplop tersebut tidak tertera alamat. Hanya saja di SIUP yang diduga bodong itu, tertera alamat jelas berikut dengan nama perusahaan.

Pelaku memberi nama PT Binakarya Citratama yang beralamat di Jakarta Timur. Di sana juga tertera nomor handphone untuk menipu (085340473969). Selain itu juga ada nomor kantor. Sedangkan cek yang ditemukan atas nama Bank BRI.

Nama pemilik juga disebutkan sebagai Toni Hermawan. Di sana disebutkan, ia menjabat sebagai presiden direktur. SIUP tersebut terkesan dipalsukan dan pihak yang mengeluarkan dari Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

“Saya nggak mau telepon,” ujar Mutia. Mutia sudah menduga kuat hal itu adalah penipuan. “Ada orang yang sengaja menjatuhkan, pasti ada modus penipuan di balik ini,” kata dia.

Mutia juga mengingatkan agar masyarakat tidak mudah percaya dengan hal-hal tersebut. “Jangan telepon nomor tersebut,” kata dia.

 

[snw]


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews