48 Hari Tersasar di Hutan, Dua Anak di Malaysia Terpaksa Buang Mayat Teman-teman ke Sungai

48 Hari Tersasar di Hutan, Dua Anak di Malaysia Terpaksa Buang Mayat Teman-teman ke Sungai

Dua dari tujuh anak yang hilang di Malaysia ditemukan selamat. Mereka sudah 48 hari hilang di hutan. (Foto: IST/Siakapkeli)


BATAMNEWS.CO.ID, Malaysia - Mirsudial dan Norieen, dua pelajar suku asli yang berhasil ditemukan setelah dinyatakan hilang selama selama 48 hari bercerita mengenai keberhasilan mereka bertahan hidup di tengah hutan.

Keduanya hanya memakan rerumputan dan buah-buahan yang ada di sekitar kawasan.

Mirsudial dan Norieen antara 7 pelajar yang dilaporkan hilang 23 Agustus lalu. Mereka ketakutan akan dimarahi ibu guru karena mandi di sungai secara diam-diam.


Menurut Kepala Polisi Kelantan, Datuk Mazlan Lazim, Mirsudial dan Norieen terpaksa membuang mayat teman-temannya ke sungai setelah mereka meninggal dunia.

"Dapat dimengerti anak yang masih hidup membuang teman-teman mereka ke sungai. Namun kasus ini masih dinyatakan kasus hilang," ujar Mazlan seperti dilansir dari Siakapkeli.my.

Tiga mayat yang ditemukan masih dalam proses autopsi.


Kronologi Kejadian 


9 Okt 2015:
- Dua dari tujuh pelajar Suku Asli, Norieen Yakob, 10 dan Mirsudial Aluj, 11 ditemui di dalam hutan berdekatan dengan Sungai Perias.

-Dua pelajar itu ditemui bersama satu mayat perempuan.

- Polisi nyatakan mayat yang ditemui pada 8 Oktober sebagai Ika Ayel.


8 Okt  2015:

- Mayat ditemukan pada 7 Oktober disahkan sebagai Sasa Sobrie.

- Polisi membenarkan penemuan satu tengkorak dan rangka kanak-kanak pada 15.50 petang waktu setempat.

7 Okt 2015:
- Mayat salah salah seorang pelajar ditemui dalam keadaan rusak oleh penduduk kampung di Sungai Perias.

28 Sept 2015:
- Selepas 37 hari hilang, Timbalan Perdana Menteri, DS Ahmad Zahid Hamidi menemui keluarga pelajar dan mengatakan ada dugaan penculikan.

17 Sept 2015:
- Operasi mencari diperluaskan sehingga 140 KM dan melibatkan JPM, RELA, JAKOA serta penduduk.

1 Sept 2015:
- Polisi menemukan stoking. Polisi percaya hal itu menjadi petunjuk baru dalam kes ini. Kemudian, stoking kemudian dinyatakan bukan milik mana-mana pelajar yang hilang.

29 Agustus 2015:
- Kawasan pencarian diperluaskan selepas pihak polisi percaya kanak-kanak tersebut berkemungkinan tersesat dalam hutan ketika mencari makanan.

25 Agustus 2015:
- Pencarian dilakukan oleh penduduk kampung, pihak polis dan Jabatan Hal Ehwal Suku Asli setelah pembuatan laporan polisi.

23 Agustus 2015:
- Tujuh orang pelajar Suku Asli dari SK Pos Tohoi, Gua Musang dilaporkan hilang.


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews