Batam Krisis Air Bersih

ATB Akan Stop Air Bersih ke Warga Secara Bergilir

ATB Akan Stop Air Bersih ke Warga Secara Bergilir

Kondisi terakhir dam Sei Ladi, Baloi, Batam yang terus mengering, Senin (31/8/2015). (Foto: Edo)

BATAMNEWS.CO.ID, Batam -  Pengelola air bersih PT Adhya Tirta Batam di Batam, Kepri, terpaksa menyetop suplai air bersih ke sejumlah pelanggan. Penyetopan ini seiring menipisnya stok air baku di enam dam di Batam.

Dam-dam di Batam mengalami kekeringan seiring dengan musim kemarau dan kerusakan lingkungan di sekitarnya.

Namun pihak ATB beralasan salah satu penyebab kekeringan adalah curah hujan yang kurang. Padahal dalam satu dekade belum pernah terjadi kejadian separah ini.

Menurut ATB, dam Sei Harapan susut hingga hampir 4 meter. “Curah hujan yang normalnya mencapai 2.345 mm, kini hanya 808 mm,” ujar Enriqo Moreno, Corporate Communication Manager PT Adhya Tirta Batam dalam laman ATB.

Dam Sei Harapan akan mencapai titik kritis saat menyusut lima meter. Oleh karena itu untuk memperpanjang masa ketahanan air baku Dam Sei Harapan, mulai 1 September 2015 ATB akan melakukan rationing.

Rationing merupakan program penggiliran suplai air kepada pelanggan dengan beberapa cara, salah satunya menurunkan kapasitas produksi agar ketersediaan air baku dapat bertahan lebih panjang. Bila air baku Dam Sei Harapan dimanfaatkan 100 persen seperti saat ini tanpa penambahan curah hujan yang signifikan, air baku di dam tersebut diprediksi hanya akan bertahan hingga 8 Oktober 2015,” ujar Enriqo Moreno.

Oleh karena itu, untuk memperpanjang masa ketahanan air baku, ATB akan mengurangi kapasitas produksi sekitar 30 persen agar air baku dapat bertahan sedikit lebih lama – yakni hingga 29 Oktober 2015 – meski curah hujan tidak bertambah secara signifikan

“Selama rentang tersebut, akan kami lihat perkembangannya seperti apa. Bila curah hujan masih belum tinggi, terpaksa ATB harus kembali mengurangi kapasitas produksi. Kemungkinan bila kondisi hujan  masih seperti saat ini, produksi air bersih akan diturunkan menjadi 33 persen dari kapasitas normal sehingga air baku diharapkan dapat bertahan lebih lama, yakni hingga Desember 2015,” ujar Enriqo.

Selain rationing Dam Sei Harapan, ATB juga akan mulai memberlakukan penggiliran suplai air Dam Ladi. Saat ini kondisi air baku di Dam Ladi juga sudah mengkhawatirkan. Dam tersebut sudah mengalami penyusutan 2,79 meter.

“Bila intensitas curah hujan masih seperti saat ini dan  Dam Sei Ladi dipaksakan tetap beroperasi normal, kemungkinan hanya akan bertahan hingga 19 Desember 2015. Itu belum dikalkulasi bila Dam Sei Ladi harus berbagi air baku dengan pelanggan yang mendapat suplai air dari Dam Sei Harapan. Bila air baku Dam Sei Harapan tidak mencukupi, pelanggan yang suplai airnya dialirkan dari Dam Sei Harapan, akan dibantu dari Sei Ladi,” kata dia.

Ia mengatakan, program rationing yang akan diberlakukan di Dam Sei Harapan akan berdampak pada pelanggan di sebagian Tiban, Sekupang, Tanjung Pinggir, Tanjung Riau, Patam, dan sekitarnya. Saat rationing diberlakukan, suplai air kepada pelanggan pasti tidak akan sehandal saat normal, suplai air bersih yang dinikmati pelanggan otomatis akan berkurang.

“Tekanan air yang diterima juga kemungkinan besar tidak akan sebesar saat normal.  ATB berupaya agar pelanggan tetap mendapatkan suplai air, namun kami tidak dapat memastikan jadwal kapan pelanggan tersebut akan mendapatkan suplai air setiap harinya,” ungkapnya.

Enriqo menegaskan, penggiliran suplai air tidak sama dengan listrik. ATB tidak dapat memastikan kapan suatu daerah tertentu mendapatkan air, seberapa banyak airnya. Dan seberapa besar tekanan airnya. Aliran air tidak dapat diatur seperti kita mengatur arus listrik.

“Kemarau berkepanjangan akibat Elnino memang mengharuskan ATB melakukan penggiliran suplai air. Perlu diketahui, water rationing sudah lebih dahulu dilakukan di beberapa wilayah, salah satunya di sebagian wilayah Johor Baru, Malaysia sejak 16 Agustus lalu,” terang Enriqo.

 

[snw]


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews