Pembunuhan Chintya

Kematian Chintya Menjadi Teka-Teki Dan Misteri, Benarkah Chintya Pamit Beli Lontong?

Kematian Chintya Menjadi Teka-Teki Dan Misteri, Benarkah Chintya Pamit Beli Lontong?

Chintya dan suaminya, Diva. (foto: ist/facebook)

BATAMNEWS.CO.ID, Batam - Kematian Tri Chintya Prasetya (17) menjadi teka-teki dan misteri. Chintya yang ditemukan tewas di parit dekat Hotel Vista Batam, Kepulauan Riau (Kepri), Sabtu (8/8/2015) menimbulkan sejumlah asumsi. Pelaku belum tertangkap namun sejumlah dugaan mulai menyeruak.

Awalnya Chintya bersama suaminya, Diva pamit dari rumah orangtua pukul 09.00 WIB malam. Belum diketahui kemana tujuan mereka apakah langsung pulang ke rumah Diva atau kemana lagi. Kemudian sebelum ditemukan terbunuh Chintya dikabarkan berpamitan pada ibu mertua untuk membeli sarapan lontong di pasar Shopping Centre Bengkong.

Yang mengabarkan Chintya membeli sarapan adalah bapak mertua Chintya yang datang ke rumah orangtua Chintya di Bengkong Kartini. Saat itu, pihak keluarga Chintya menyebut mertuanya itu datang sambil sedikit marah-marah menanyakan kemana Chintya dan menyebutkan Chintya disuruh ibu mertuanya membeli lontong pagi harinya namun tidak kunjung pulang. Tidak ada saksi yang menguatkan apakah Chintya benar-benar membeli sarapan lontong di Pasar Shopping Centre, Bengkong.

Selanjutnya, motor yang digunakan Chintya ditemukan di halte Swalayan Jodoh Centre Bengkong yang berjarak sekitar 100 meter dari Pasar Shopping Centre. Anehnya, seorang perempuan muda pergi ke pasar dengan baju tidur dan dikabarkan ditemukan tewas tidak menggunakan bra.

"Agak ganjil, jangankan pergi ke pasar. Pergi ke warung dekat itu aja dia bersolek dulu," ujar paman korban yang enggan namanya dipublikasikan, Kamis (13/8/2015).

"Kebetulan pada hari kejadian tersebut, keponakan saya yang lain dan mbak saya mau pergi arisan menunggu mobil di halte Jodoh Centre, Bengkong pagi itu, dan sempat sampai mutar dua kali tidak melihat ada motor di halte tersebut,' katanya.

Diketahui motor korban ditemukan keesokan harinya. Pada Minggu dinihari sekitar pukul 02.00 WIB. Diduga, ada yang sengaja meletakkan motor itu di halte saat lalulintas sudah mulai sepi.

Selain itu, ia menyambung, korban meninggal dengan lima tusukan di leher dan bisa dibayangkan baju yang dikenakannya akan berlumuran darah sebab darah di leher akan menyembur. Namun, dari posisi korban pertama kali ditemukan, baju yang dikenakan korban hanya sebagian kecil yang berlumuran darah dan di TKP polisi tidak menemukan bercak darah lain.

Temuan baru dari usaha polisi mengungkap kasus pembunuhan Chintya mulai ada titik terang. Polisi menemukan beberapa barang milik korban.

Pada Rabu tanggal 12 Agustus 2015, petugas pemadam kebakaran yang sedang mengambil air menemukan dompet berisi identitas korban di sisi sebelah kiri jembatan Sei Ladi. Setelah pada olah TKP Kamis 13 Agustus 2015, polisi menemukan sepatu dan handphone Nokia senter yang diduga milik korban.

"Ditemukan sepatu warna pink bermotif kaca dan handphone senter hitam merek Nokia. Belum tahu milik siapa, kita selidiki dulu," ujar petugas Identifikasi Polresta Barelang di TKP.

Asumsi lain yakni Chintya dihabisi di dalam mobil. Tapi, dibutuhkan waktu yang cukup lama untuk membersihkan darah tersebut. Jadi, dimanakah sebenarnya Chintya dihabisi pelaku?

Kasat Reskrim Polresta Barelang Kompol Yoga Buanadipta mengatakan, hasil visum menyebutkan Chintya sudah tewas kurang dari 3 jam dari waktu ditemukan yaitu pukul 09.00 WIB atau paling tidak ia tewas sekitar pukul 07.00 pagi. Bagaimana mungkin korban masih bisa membeli sarapan lontong pada pukul 07.00 pagi?

Saat ini, petugas kepolisian masih berusaha keras mengungkap pelaku pembunuhan Chintya. Dan tentu polisilah yang paling berwenang. Namun ini menjadi tambahan kasus pembunuhan kasus yang belum terungkap di Batam.

(isk)


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews