Warga Tolikara Siapkan Babi untuk Upacara Perdamaian, Tapi...

Warga Tolikara Siapkan Babi untuk Upacara Perdamaian, Tapi...

Perdamaian antar pemuka warga di Tolikara, Papua. (foto: detikcom)

BATAMNEWS.CO.ID, Jayapura - Pasca insiden kerusuhan di Kaburaga, Tolikara, Papua, kesepakatan damai telah dilakukan. Meski demikian, aparat penegak hukum masih terus menyidik dalang kerusuhan tersebut. Aparat telah menetapkan dua orang sebagai tersangka.

Menanggapi penetapan tersangka, tokoh muslim sekaligus khatib di daerah setempat, Ali Mukhtar, mengapresiasinya. "Itu kewenangan aparat. Ini (penegakan hukum) bukan hanya isu nasional tapi jadi isu internasional. Saya berharap proses itu berjalan sesuai dengan ketentuan hukum yang ada tetapi memang perdamaian sudah dilakukan," ujar Ali, Kamis (23/7/2015).

Hal senada diucapkan masyarakat adat sekaligus putera daerah setempat, Viktor Kogoya Yikwa. Viktor menegaskan, penegakan hukum diperlukan lantaran Indonesia sebagai negara hukum. Pihaknya menyerahkan pengusutan pelaku kerusuhan kepada kepolisian.

"Kita serahkan kepada aparat, yang salah yang mana dan yang benar yang mana, supaya tidak ada kekacauan lagi. Tapi memang juga ada jalur damai dari masyarakat," kata Viktor.

Sementara itu, Sekretaris Badan Pekerja Wilayah Toli Gereja Injili di Indonesia (GIDI) Marthen Jingga, justru tak menginginkan pengusutan melalui jalur hukum. Marthen menegaskan, masalah sudah selesai melalui adat dan kesepakatan damai.

"Kami sudah aman. Sudah menyelesaikan secara adat, sudah bermaafan," katanya.

Marthen melanjutkan, masyarakat di Tolikara menggunakan cara adat melalui pemotongan babi yang kemudian disantap bersama oleh kedua pihak. Namun, Marthen mengetahui umat muslim tak dapat menikmati babi.

"Seharusnya potong babi tapi kan saudara muslim tidak makan babi. Ini mau cari sapi," katanya.

(ind/cnn)


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews