Opini

15 Kegagalan Jokowi yang Dinilai Menyedihkan

15 Kegagalan Jokowi yang Dinilai Menyedihkan

Presiden Jokowi (Foto: Liputan6.com)

Ada 10 hal yang Presiden Jokowi gagal selama menjadi presiden Republik Indonesia. Itu wajar. Naiknya Presiden Jokowi menjadi orang No 1 di Indonesia menjadikan dirinya penuh kontroversi. Capres yang hanya didukung oleh minoritas partai mengalahkan kandidat Prabowo yang didukung oleh 65% para partai. Kemenangan yang mencengangkan itu menimbulkan dua reaksi berseberangan. Pendukung yang minoritas melihat kemenangan Jokowi adalah kemenangan rakyat. Sementara penentang Jokowi akan melihatnya sebagai kebodohan pemilih – dianggap sama dengan kenyataan kebodohan rakyat memilih SBY selama 10 tahun tak membangun apa-apa. Mari kita tengok sepuluh kegagalan Presiden Jokowi dengan hati gembira ngakak bahagia suka cita senang sentosa riang ria senantiasa pesta pora selamanya.

Berikut inilah 10 catatan kegagalan Presiden Jokowi dalam memimpin Indonesia selama beberapa bulan belakangan. Kegagaan ini jelas menimbulkan kegerahan kalangan DPR utamanya tiga corong DPR yang luar biasa yakni Fadli Zon dan Fahri Hamzah ditambah dengan Bambang Soesatyo dan bonus Effendi Simbolon.

Pertama, Presiden Jokowi gagal dimakzulkan secepatnya oleh para politikus Senayan yang berteriak-teriak tak karuan dalam 3 bulan pertama pemerintahan. Termasuk di dalamnya Aziz Syamsuddin, Effendi Simbolon, Fahri Hamzah, Fadli Zon, yang sering sekali berteriak tentang pemakzulan seperti mengucapkan kata selamat pagi saja.

Kedua, Presiden Jokowi gagal memenuhi kepentingan mafia illegal fishing dengan tetap memerintahkan Menteri Susi untuk tetap menenggelamkan kapal pencuri ikan. Keterlibatan mafia sampai ke pengadilan dengan kapal Hai Fa yang menang di pengadilan. Menteri Susi naik banding. Bahkan SBY yang sudah bukan siapa-siapa mengkritik penenggelaman kapal tidak tepat. Ini kan urusan Menteri Susi dan Pak Jokowi bukan SBY yang bukan apa-apa dan siapa-siapa.

Ketiga, Presiden Jokowi gagal mempertahankan Petral dan malah membubarkannya. Akibat langsungnya adalah Faisal Basri yang menyarankan pembubaran Petral – yang dianggap oleh Faisal Basri dikira Presiden Jokowi tak berani membubarkan seperti SBY – berbalik menuduh SBY sebagai neoliberal.

Keempat, Presiden Jokowi gagal memertahankan status quo pembangunan berbagai infrastruktur. Presiden Jokowi memercepat penyelesaian Tol Cipali. Tol TransSumatera yang harus selesai sebelum pelaksanaan Asian Games 2018.

Kelima, Presiden Jokowi gagal dijerumuskan untuk mengangkat juru bicara kepresidenan. Rakyat menginginkan Presiden Jokowi berbicara langsung, bukan melalui juru bicara yang plastis dan dibuat-buat.

Keenam, Presiden Jokowi gagal mempertahankan Istana Merdeka sebagai tempat yang hanya mengundang orang-orang pejabat dan tokoh masyarakat. Presiden Jokowi mengundang 400 anak-anak yatim berbuka puasa pada hari pertama puasa Ramadhan. Di bawah Presiden Jokowi, Istana Merdeka adalah simbul pelayanan Presiden Jokowi kepada rakyat; bukan tempat gagah-gagahan.

Ketujuh, Presiden Jokowi gagal dijauhkan dari media dan sorotan media. Media yang dikuasai oleh koalisi Prabowo gagal membangun opini sesuai selera. Masalahnya adalah media warga termasuk Kompasiana menjadi alternatif pemberitaan selain Twitter, Facebook, dan media warga blogger lainnya.

Kedelapan, Presiden Jokowi gagal mempertahankan rencana SBY untuk tidak membangun infrastruktur, pelabuhan, waduk, jalan tol, bandara, dan jalur kereta api. Biayanya? Termasuk menghilangkan subsidi BBM.

Kesembilan, Presiden Jokowi gagal mempertahankan 100% subsidi BBM sebagai alat pencitraan SBY selama 10 tahun – dengan memberi subsidi bagi orang kaya. Presiden Jokowi siap tidak populer dan tidak takut popularitasnya sementara turun.

Kesepuluh, Presiden Jokowi gagal mengikuti aturan SBY yang membuat pengangkatan Panglima TNI urut kancing dan kacang – sebagai akibat takut mengambil risiko. Presiden Jokowi menempatkan pengangkatan Panglima TNI sebagai hak prerogratif Presiden Jokowi sebagai Panglima Tertinggi TNI – meskipun Presiden Jokowi orang sipil.

Kesebelas, Presiden Jokowi gagal mempertahankan status quo mafia sepak bola dan PSSI. Presiden Jokowi memerintahkan pembekuan PSSI dan tetap membekukan sampai ada perbaikan. Bareskrim Polri membantu Presiden Jokowi dengan akan mencokok pihak-pihak yang merusak sepak bola Indonesia termasuk oknum di PSSI.

Kedua-belas, Presiden Jokowi gagal mengurangi kebiasaannya yang membuat dia popular. Tetap suka blusukan meskipun sudah menjadi Presiden RI.

Ketiga-belas, Presiden Jokowi gagal menjadi Presiden RI yang ABS. Presiden Jokowi berjanji dan akan selalu mengawasi dan mengamati proyek-proyek dan akan mengecek secara langsung; bukan duduk di belakang meja mendengarkan laporan menteri yang ABS dan menipu.

Keempat-belas, Presiden Jokowi gagal menjadi presiden yang jauh dari rakyat. Ke mana pun Presiden Jokowi berkunjung tetap saja dielukan oleh rakyat dan … Presiden Jokowi bersedia selfie dan menyapa rakyat. Presiden Jokowi memberikan kegembiraan bagi rakyatnya.

Kelima-belas, Presiden Jokowi gagal dijauhkan dari TNI dan merangkul TNI sebagai kekuatan penjaga konstitusi untuk berhadapan dengan DPR yang gatel ingin segera memakzulkannya. (Catatan: ke depan segera ketika konsolidasi politik telah selesai – dengan PAN dan Golkar mendukung koalisi Jokowi – maka kata-kata pemakzulan dan lain-lain akan menjadi semacam kata ‘makar’.)

Itulah kegagalan Presiden Jokowi selama beberapa bulan ini yang menyedihkan bagi para koruptor dan penentang Presiden Jokowi yang sampai saat ini gagal move on.

Salam bahagia ala saya.

 

Penulis adalah Ninoy N Karundeng (Wakil Presiden Penyair Indonesia)

 


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews