Pendidikan Karakter: Berawal dari Rumah atau Sekolah?

Pendidikan Karakter: Berawal dari Rumah atau Sekolah?

Sagala Riana Bakkara (Foto : Batamnews)

Pemuliaan karakter, menurut Charlotte Mason merupakan visi penting yang patut diterapkan disekolah. MAGNANIMITY. Kata inilah yang dipilih oleh Charlotte sebagai batu ujian keberhasilan pendidikan sekaligus gambaran ideal tentang pribadi anak macam apa yang kita harapkan terbentuk lewat proses pendidikan itu. 

Pada hakikatnya, tugas yang diemban orangtua tidak terbatas pada pengembangan kemampuan intelektual dan akademis anak. Tetapi, ada hal yang teramat penting dan disadari bahwa pendidikan masa kini mulai menggampangkan aspek yang menjadi pijakan kokoh bagi anak-anak kita agar mampu mengembara di dunia kehidupan yang penuh intrik ini. 

Aspek apakah itu? Ya, pendidikan dan pembentukan karakter. 

Ulasan diatas, mengenai Magnanimity yang dicetuskan oleh Charlotte Mason adalah gabungan antara kesanggupan untuk berpikir tinggi (high thinking) sekaligus kesiapan untuk hidup bersahaja (lowly living). 

Charlotte menegaskan bahwa pribadi magnanimous adalah sosok yang berpikiran besar, punya minat luas, tidak bisa membiarkan dirinya terlalu disibukkan oleh masalah-masalah prbadi yang remeh (vol 4 hlm 78), memiliki imajinasi yang berbudaya, kemampuan menilai dan menimbang yang terlatih, selalu siap menguasai kerumitan profesi apapun sementara pada saat yang sama tahu menempatkan dirinya sendiri dan bagaimana memanfaatkan segala kelebihannya untuk meningkatkan kebahagiaannya, kebahagiaan sesamanya dan kesejahteraan masyakaratnya, satu sosok yang bukan cuma bisa mencari nafkah hidup, tapi tahu bagaimana caranya hidup (vol 6 hlm 122)

Kita ketahui bahwa kini fokus pendidikan lebih berpihak pada pengembangan akademis dan intelektual dan mengukur pencapaian siswa melalui assessment yang berstandar serta penilaian angka semata hingga siswa pun berlomba-lomba untuk meraih nilai setinggi mungkin. 

Pertanyaannya, apakah nilai-nilai fantastis yang telah diraih dapat menjamin masa depan yang cemerlang? Apakah tolok ukur keberhasilan siswa hanya diukur oleh nilai-nilai akademis?  Orangtua dan sekolah perlu terus diingatkan agar jangan sampai terlalu sibuk dengan kepentingan atau kebanggaan sesaat hingga lupa memandang titik imajiner, yaitu Magnanimity

Keberhasilan anak-anak memang patut kita banggakan, terlebih jika kedua hal yaitu karakter dan intelektualnya, secara bersama-sama berkembang. Benar. Keduanya harus jalan beriringan. 

Kita tidak hanya mendidik dan mempersiapkan anak yang cerdas secara kognitif namun juga berkarakter. Kelak, kita akan melepas anak-anak ke dunia nyata, dengan segala permasalahannya. 

Kita berharap mereka mampu membuat pilihan-pilihan dan keputusan-keputusan yang baik, benar dan bijak bagi hidup mereka maupun orang lain. 

Sumber: Buku Cinta yang berpikir Charlotte Mason, Ellen Kristie
 


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews