Kode Suap Koruptor: Dari Ustaz, Liqo, Ahok, sampai Tina Toon

Kode Suap Koruptor: Dari Ustaz, Liqo, Ahok, sampai Tina Toon

Ahok

Jakarta - Nama Tina Toon tiba-tiba populer lagi. Ini lantaran namanya jadi sandi kasus korupsi. Namun ternyata, bukan cuma Tina Toon aja yang jadi kode koruptor Tanah Air nih. Sebab, sejumlah nama dan istilah yang kerap kita pakai dalam keseharian juga pernah jadi kode.

Ada buah-buahan, istilah agama, bahkan tokoh publik. Ya, namanya juga koruptor. Biar gak ketahuan, makanya nama-nama ini dipakai, deh. Sebagaimana dikutip dari Styl.id, berikut kode-kode koruptor tersebut.

Apel

Apel Malang dan Apel Washington pernah jadi kode untuk kasus korupsi yang melibatkan Angelina Sondakh beberapa waktu lalu. Dalam kasus korupsi Wisma Atlet Jakabaring, Palembang, kode Apel Washington dan Apel Malang digunakan untuk membedakan suap dalam bentuk dolar AS dan rupiah.

Ustaz, Santri, dan Pengajian

Dalam kasus suap Pengadilan Tinggi Manado, istilah ustaz, santri dan pengajian dipakai sebagai sandi. Sebelum kasus suap ini, kode serupa pernah digunakan dalam kasus korupsi pengadaan Alquran di Kementerian Agama. Pengajian merujuk pada tender, sedangkan santri merujuk pada pihak-pihak yang memengaruhi keputusan proyek. Adapun ustaz merujuk pada penyuap.

Liqo dan Juz

Yang ini juga istilah dalam bahasa Arab. Dua istilah ini digunakan dalam suap proyek jalan di Kementerian Pekerjaan Umum. Liqo digunakan untuk mengganti istilah pertemuan pembahasan suap. Sedangkan juz merupakan pengganti istilah miliar.

Ahok

Yup, nama Ahok pernah digunakan dalam kasus suap yang melibatkan mantan Hakim Mahkamah Konstitusi Patrialis Akbar. Ahok digunakan untuk merujuk Basuki Hariman, yang menyogoknya dalam judicial review salah satu kasus.

Telur Asin, Kalender, dan Sarung

Tiga istilah ini juga pernah digunakan sebagai pengganti istilah suap. Ini terjadi dalam kasus yang melibatkan Eks Dirjen Perhubungan Laut Antonius Budiono.

Obat

Bupati Bangkalan Fuad Amin pada Desember 2014 berniat untuk menyogok penyidik KPK. Kala itu, dia menyebut sandi obat sebagai pengganti kata suap untuk penyidik KPK.

Duh, ada-ada aja ya para koruptor ini. Kreatif sih boleh, tapi harusnya gak dalam korupsi juga, ya!

(pkd)


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews