5 Bukti Kalau LGBT Ancam Generasi Muda di Kepri

5 Bukti Kalau LGBT Ancam Generasi Muda di Kepri

Ilustrasi LGBT

Batam - Dalam beberapa pekan ini kasus LGBT kian ramai diperbincangkan. Mulai dari adanya grup-grup LGBT di media sosial, hingga kasus pembunuhan yang ternyata pelaku dan korban sepasang gay.

Hal ini tentunya harus disikapi serius oleh semua unsur di kalangan penegak hukum, pendidikan dan semua elemen terkait. Persoalan LGBT yang menjangkiti kalangan pelajar pun tidak hanya sekedar rumor. Namun beberapa bukti-bukti yang muncul menjadikan kita semua waspada.

Para orangtua dan guru pun diharapkan lebih intens dalam pengawasan. Jangan sampai generasi muda terjerumus dalam tingkah laku sesat ini. Kaum LGBT ingin memperjuangkan eksistensinya di negara ini sebagaimana di negara-negara barat.

Beberapa kasus ini menjadi bukti jika LGBT mulai menjadi ancaman di Kepri


1. Seorang Gay di Bintan Gantung Teman Kencan hingga Tewas

Kardianus Rinyuang (21) ditemukan tergantung di di Kampung Kolong Enam RT 001/RW 022, Kelurahan Kijang Kota, Kecamatan Bintan Timur (Bintim), Kamis (18/10/2018) lalu.

Ternyata ia dibunuh seorang pria bernama Julianto (24) usai mengikat leher Kardi. Namun seiring berjalannya penyidikan dan penyelidikan oleh polisi, ternyata keduanya sepasang kekasih gay. Saat ini polisi sektor Bintan Timur tengah menangani motif pembunuhan tersebut.

 

2. Gay di Batam: Dari Grup Facebook Berujung ke Pesta Pantai

Komunitas pria gay di Batam, Kepulauan Riau, tengah hangat diperbincangkan. Aktivitas para homoseksual ini tak lagi sembunyi-sembunyi.

Bahkan diantara tengah merencanakan pesta seks sesama jenis di pantai. Jumlah anggota sejumlah komunitas gay di Batam diperkirakan sudah mencapai ribuan dari beberapa grup di media sosial.

Namun grup-grup gay di Facebook menghilang dalam beberapa hari belakangan. Grup 'Gay Jodoh Batam' sempat berubah menjadi 'Gay Bengkong Batam'.

Tapi tak bertahan lama. Grup itu kemudian meghilang. Beberapa waktu lalu grup medsos itu menjadi ajang bercengkrama para pria gay.

Bahkan mereka berbincang dengan sangat vulgar. Saling tawarkan layanan hingga berujung kepada saling kirim pesan personal.

Grup tersebut setiap hari terus mengalami penambahan anggota. Sebelum hilang, grup ini sudah diisi 800 lebih anggota.

Pasalnya, selain dibuka untuk publik setiap orang sangat mudah untuk bergabung. Bahkan tidak menjadi anggota setiap akun bisa mengakses percakapan didalam.

 

3. Komunitas Gay di Kalangan Pelajar di Batam

Komunitas gay pelajar Batam di Kota Batam terungkap sejak kasus pembunuhan terhadap Anto Hartono (39) 27 Februari 2014 lalu. Anto Hartono adalah seorang akuntan yang tinggal di Perumahan Centre Point Batam Centre.

Dia dibunuh oleh empat orang remaja yang ternyata masih berstatus sebagai pelajar di Batam yaitu Nik, Ry, Di, Juv dan Im. Anto dibunuh karena rasa cemburu Ry (16). Ry cemburu karena Anto mempunyai pria idaman lain.

Ry dan Anto sudah menjalin hubungan selama dua tahun. Selama dua bulan sebelum kasus ini terjadi, Ry diabaikan oleh Anto.

Juv, yang masih berstatus pelajar di salah satu sekolah kejuruan itu menuturkan, pola perekrutan anggota baru komunitas gay pelajar Batam dilakukan dari mulut ke mulut sesama pelajar. Juv sendiri mengaku direkrut oleh Nik (17), pelaku pembunuhan Anto lainnya.    

Juv menyampaikan, anggota komunitas pelajar gay Batam ini terdiri dari pelajar sekolah yang masih aktif dan sudah putus sekolah. Markas yang mereka jadikan sebagai tempat berkumpul, yakni di Pasar Melayu, Batuaji.

 

4. Disdik Tanjungpinang Was-was Aktivitas LGBT Kalangan Pelajar

Kepala Dinas Pendidikan Kota Tanjungpinang, Dadang Abdul Gani melakukan koordinasi dengan Kominfo dan kepolisian untuk menelusuri keberadaan grup Facebook bernama kumpulan Gay Tanjungpinang. Hal ini kian membuat risih masyarakat.

"Segera mungkin kami lakukan koordinasi untuk menelusuri, apakah ini benar atau mengatasnamakan saja," kata Kepala Dinas Pendidikan Kota Tanjungpinang Dadang Abdul Gani, Selasa (16/10/2018).

Dadang mengakui baru mengetahui grup Gay yang melibatkan pelajar. Namun katanya, pihaknya belum mengetahui apakah itu benar apa tidak, sebab belum tahu kebenarannya.

"LGBT itu sekarang kan beredarnya di media sosial, kita belum cek kebenarannya, apakah benar di Tanjungpinang atau mengatas namakan Tanjungpinang," ujarnya.

 

5. Pasangan gay di Natuna digrebek warga desa

Pasangan gay yang mengaku sudah menikah digerebek warga di Desa Sepempang Kabupaten Natuna

Awalnya masyarakat menaruh curiga karena gelagat tak lazim kedua pria tersebut. Warga di Kampung Teluk Baruk, Desa Sepempang, Kecamatan Bunguran Timur, Kabupaten Natuna Provinsi Kepri, melapor ke aparat kecamatan.

Kasi Ketentraman dan Ketertiban Umum Kecamatan Bunguran Timur, Marhadi S mengatakan, sepasang gay ini diamankan setelah adanya laporan dari warga dan RW setempat kepada Bhabinkamtibmas, pada Jum’at sore (19/10/2018).

Mendapat informasi ini, pihak kecamatan merespon cepat dengan mendatangi lokasi bersama camat, Bhabinkamtibmas, Kapus UPT Ranai dan tim.

“Sampai di lokasi rumah pak RW sudah ada pasangan gay dan keluarga. Kita ajak ngobrol, mereka ngaku suami istri (sesama laki-laki) tanpa beban bertutur,” ujar Marhadi.


(fox)


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews