Pengembangan Pariwisata oleh BP Batam

Lewat Event Seru Membangun Asa Pelaku UMKM Baru

Lewat Event Seru Membangun Asa Pelaku UMKM Baru

Stan UMKM selalu hadir dalam setiap event yang digelar BP Batam. Membangun asa pelaku UMKM baru lewat event seru. (Foto: Margaretha/batamnews)

Batam - Di tengah melesunya industri manufaktur, sektor pariwisata dan usaha mikro, kecil, menengah (UMKM) diyakini cukup tahan banting menghadapi krisis. Badan Pengusahaan (BP) Batam mulai serius melirik pengembangan pariwisata, sambil menanti ekonomi kembali pulih.

Salah satu langkah serius yang dilakukan dalam menggarap pariwisata adalah dengan menggelar berbagai event yang bersifat kolosal. Mulai dari acara seni dengan melibatkan belasan ribu penari hingga membuat roti jala terpanjang yang memecahkan rekor MURI.

Memang, biaya yang dikeluarkan untuk menggelar berbagai event ini tak sedikit. Namun ada asa yang dibangun yakni selain mendatangkan wisatawan lokal dan asing, ajang tersebut juga diharapkan bisa memberikan multiplier effect, yakni tumbuhnya UMKM baru di tengah hiruk pikuk event yang seru.

Para pelaku UMKM ini telah mendulang banyak rupiah di setiap event tersebut. Salah seorang pelaku UMKM yang beruntung adalah Devy. Penjual seblak dan cilok ini mendapatkan kesempatan untuk menjajakan makanan hasil olahannya sendiri pada event yang diselenggarakan BP Batam. 

Pertama kali Devy mengetahui BP Batam membuka kesempatan bagi pelaku UMKM untuk berjualan di event mereka dari temannya yang juga sesama pelaku UMKM. Berkat itu, Devy mendaftarkan diri untuk mengisi salah satu stan BP Batam. 

Beruntung bagi Devy. Ia mendapat kesempatan untuk berjualan di salah satu event BP Batam di Mega Wisata Ocarina yang berlangsung dua hari. Acara ini bertajuk Pesta Komunitas Ajang Wista Kreatif 2018. Ada 200 stan khusus kuliner yang disediakan BP Batam.

 “Senang luar biasa dapat kesempatan untuk mengisi stan BP Batam,” ujar Devy kepada Batamnews, Kamis (18/10/2018). 

Hal yang paling menggembirakan lainnya, kata Devy, bahwa BP Batam tidak memungut biaya untuk sewa stan. Menurutnya ini menjadi peluang besar baginya sebagai pelaku UMKM pemula karena tidak perlu mengeluarkan modal untuk membayar sewa. 

Selain diberikan stan gratis, Devy juga memuji BP Batam yang mempersiapkan tenda dan perlengkapan lainnya secara baik.
 
“Jadi tidak hanya dikasih tempat untuk berjualan secara gratis, kami juga diberikan tenda putih yang cukup bagus dan kokoh, perlengkapan listrik juga diberikan,” katanya sumringah. 

Di bawah tenda putih, berbekal perabot rumah tangga yang dibawa dari rumahnya, Devy berjualan seblak dan cilok serta mi sagu. Ia juga mengajak temannya untuk menambah macam dagangan yang ada di stannya.

Pada hari pertama berjualan, Devy sudah mendapat keuntungan, walaupun hanya bisa balik modal. Tapi ia yakin pada kesempatan lain, ia bisa tetap untung. Namun ia merasa tidak kapok untuk berjualan lagi. Hari kedua, ia masih tetap berjualan. 

“Tetap untung juga, cuman hari kedua saya buka agak siang, padahal paginya ada yang nanyain, jadi pendapatan agak berkurang,” kata perempuan berhijab itu. 

Setelah diberikan kesempatan oleh BP Batam, ia masih tetap ingin berjualan lagi pada event-event berikutnya. 

“Tentunya, karena dari pengalaman pertama ini, saya bisa belajar lagi untuk tetap gigih berjualan,” katanya. 

Ia juga berharap BP Batam tetap membuat event-event lagi, karena dengan begitu bisa membantu perekonomian di Batam dan juga menggerakkan sektor UMKM. 

Setiap event yang diselenggarakan oleh BP Batam memang selalu menggandeng ratusan UMKM, Kepala BP Batam, Lukita Dinarsyah Tuwo dalam beberapa kesempatan menyampaikan bahwa pihkanya juga akan berupaya membantu meningkatkan ekonomi masyarakat kecil. 

Ia juga menyampaikan bahwa BP Batam akan membuat pelatihan kepada pelaku UMKM secara konsisten. 

“Dukungan untuk UMKM berupa pengadaan market place/ display produk di Bandara Hang Nadim, pelabuhan dan area Welcome to Batam, pelatihan/pembinaan secara konsisten oleh pemda, penyelenggaran event dan sertifikasi dan perizinan produk,” kata Kepala BP Batam, Lukita Dinarsyah Tuwo, Rabu (4/7/2018) lalu.

Selain itu BP Batam juga bekerja sama dengan Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) untuk pengembangan ekonomi kreatif dan pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau. 

Menurut Lukita, sebagian produk kreatif di Batam memang sudah maju. Misalnya, industri kreatif digital.

Namun sektor lain seperti kuliner atau kerajinan tangan, masih perlu pengembangan dari segi kreasi kreatifitas. 

"Kalau lihat Bandung, Bali, Jogja itu kreatifitasnya sudah banyak dari masyarakat, sehingga Batam masih perlu pengembangan,” katanya.

(ret)
 


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews