Kejari Karimun Adakan Focus Group Discussion Bahas Konflik Sosial

Kejari Karimun Adakan Focus Group Discussion Bahas Konflik Sosial

Foto: Edo/Batamnews

Karimun - Menghindari terjadinya konflik sosial di kalangan masyarakat Kabupaten Karimun, Kejaksaan Negeri Karimun melaksanakan fokus group diskusi untuk kalangan penegak hukum serta pelajar.

 

Kegiatan yang bertemakan Focus Group Discussion (FGD) Peningkatan Harmonisasi Penegakan Hukum Guna Antisipasi Konflik Sosial Dalam Rangka Keutuhan NKRI di Wilayah Hukum Kejaksaan Negeri Karimun, digelar di Gedung Nasional, Karimun, Kamis (18/10/2018).

Sebagai kabupaten yang di dalamnya terdapat berbagai suku dan budaya, rentan akan terjadinya konflik serta mencuatnya isu-isu sara yang dapat memecah belah bangsa. Maka, dengan grup diskusi tersebut dijadikan sebagai moment untuk menjaga keutuhan NKRI di wilayah maritim.

Kepala Kejaksaan Negeri Tanjungbalai Karimun, Taufan Zakaria mengatakan bahwa, untuk tidak terjadinya konflik di tengah masyarakat yang berbagai suku dan budaya di Karimun, maka dilakukan pencegahan serta sosialisasi.

"Karimun menjadi latar belakang pilot projek, terlepas dari empat kejari dan karimun termasuk salah satunya," ujar Taufan.

Keanekaragaman adat dan budaya di Karimun, sejauh ini masih terjalin harmonis. Namun demikian, potensi konflik bisa saja terjadi, maka pola penyelesaian telah dengan cara mencegah.

Sinergitas aparat penegak hukum dan pemerintah juga memerlukan peranserta masyarakat sebagai bentuk kekuatan membangun Kabupaten Karimun.

"Aneka ragam kita di Karimun sebagai kekuatan membangun. Sinergitas aparat penegak hukum dan masyarakat sangat diperlukan," ujarnya.

Selain itu, Tim terpadu juga akan dibentuk dalam penyelasaian konflik, dan berusaha untuk mempertahankan potensi yang telah ada saat sekarang.

"Awalnya konflik itu lahir dari individu, kemudian berlanjut kekelompok, lalu muncul isu sara, maka ini akan berkelanjutan. Untuk itu, kita berusaha untuk tidak terjadinya konflik sosial ditengah masyarakat," kata dia.

Nantinya, tim tersebut juga akan merambah ke sekolah-sekolah, menanamkan bagaimana cinta tahan air serta hidup dalam berbangsa.

"Sekolah juga diajarkan, masuk kurikulum. Mengajarkan bagaimana hidup berbangsa dan negara, rasa toleransi terhadap sesama, tidak membeda-bedakan satu sama yang lain," ujarnya.

(aha)


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews