Benarkah Ekonomi RI Sudah Lampu Merah?

Benarkah Ekonomi RI Sudah Lampu Merah?

Ilustrasi

Jakarta - Calon Presiden (capres) Prabowo Subianto melalui tim ekonominya menyebut bahwa ekonomi Indonesia sudah lampu merah.

Lampu merah yang dimaksud karena kondisi ekonomi nasional secara keseluruhan tidak cukup kuat membendung dinamika global, buktinya nilai rupiah yang terus keok dengan dolar Amerika Serikat (AS).

Namun, benarkan demikian?

Peneliti dari Peneliti di Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudistira menilai ekonomi Indonesia belum lampu merah.

Kata Bhima, hal itu terlihat dari beberapa indikator, sepertu tiga lembaga pemeringkat seperti S&P, Fitch Rating, Moody's masih mempeetahankan rating surat utang Indonesia layak investasi.

"Kalau dibilang lampu merah sebenarnya harus dilihat indikatornya dulu. Setidaknya sampai saat ini belum ada yang men-down grade. Outlook-nya pun stable bukan negative," kata Bhima seperti dilansir dari detikFinance, Sabtu (6/10/2018).

Yang membuat ekonomi tanah air belum lampu merah juga terlihat dari cadangan devisa (cadev) yang berjumlah US$ 114,8 miliar. Meski terus berkurang namun jumlah ini mampu membiayai impor selama 6,3 bulan.

Selanjutnya, pembayaran utang luar negeri pemerintah juga berada di atas standar kecukupan internasional yakni dengan tiga bulan impor.

Meski demikian, Bhima pun sepakat dengan kritik Rizal Ramli soal kondisi fundamental ekonomi nasional lainnya seperti defisit transaksi berjalan yang diwaspadai terus melebar.

Apalagi, ekonomi Indonesia saat ini masih tumbuh stagnan di level 5%, ketergantungan akut pada komoditas mentah dan olahan primer membuat naik turunnya ekonomi dipengaruhi global.

Belum lagi, lanjut Bhima, kebijakan moneter AS dan perang dagang negeri Paman Sam dengan China.

"Ibaratnya Indonesia sedang digebukin oleh faktor global dan domestik secara bersamaan. Saya katakan Indonesia masuk lampu kuning. Kalau lampu merah belum. Tapi kalau tidak hati-hati dan siapkan mitigasi bisa masuk lagi ke lampu merah seperti era krisis," ungkap dia.

(*)


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews