Kisah Joni, Warga Batam Penebar Hoax Terprovokasi Momen Pilpres

Kisah Joni, Warga Batam Penebar Hoax Terprovokasi Momen Pilpres

Joni Afriadi tersangka penyebar konten Hoax di media sosial saat ditangkap tim cyber crime Polda Kepri. (Foto: Kokorimba/Batamnews)

Batam - Joni Afriadi warga Tiban, Batam, Provinsi Kepri kini mendekam di penjara. Ia menjadi tersangka penyebar hoax terkait isu gempa dan tsunami di Palu, Sulawesi Tengah. Setelah diselidiki postingan tersebut juga terkait Pilpres 2019 mendatang.

Postingan Joni merupakan reaksi terhadap sebuah akun facebook bernama Lili Ali yang mengatakan, bahwa meskipun gempa Palu ia tetap memilih Jokowi. Postingan Lili Ali itu mengundang kontroversi dan viral di grup-grup FB

Ia menulis "Biarpun gempa mengoyang Palu. Eyekee tetap pilih pak de," kata Lili Ali dicaption foto Jokowi tersenyum yang ia unggah pada 22 September itu.

Status Lili tersebut sempat di screenshot dan ditampilkan di kolom komentar status Joni yang diketahui Hoax. Namun ketika dilihat di akun Lili Ali status tersebut tidak muncul lagi.

Sontak status Lili itu menjadi heboh di media sosial. Berbagai tanggapan muncul baik yang pro Jokowi maupun yang kontra. Begitu juga yang simpati terhadap gempa Palu.

Joni pun seakan merespon postingan tersebut. Ia tiba-tiba mengunggah foto seorang ibu yang terapung di air, di foto juga nampak dua aparat kepolisian.

Foto itu diungah Joni dengan caption "Mayat (Lili Ali) yang minta gempa kemaren," tulisnya.

Postingan tersebut ditangapi dan dikomentari ratusan akun. Ada yang mengatakan foto tersebut hoax bahkan ada juga yang mendoakan Lili tenang di alama sana.

 "Makanya buk jangan berani bilang meskipun gempa dan tsunami tetapi bilang pilih Jokowi, kalau sudah ajal gini. Innalillahiwainnailaihi rajiun," kata akun Fb bernama Hendry.

Begitu juga yang dikatakan akun bernama Ria.

"Sudahlah kawan. Sejahat apapun dia (Lili). Semoga diampuni segala dosa-dosanya. Jangan  ditiru tetapi jangan doakan yg jelek. Bersyukurlah kita masih bisa berbuat lebih baik dari beliau. Positif thinking aja. Mungkin itu ibu tidak sadar apa yg diucapkan karena terlalu ambisi dan bla-blakan. Siapa mau dosanya berbalik ke anda," tulisnya.

Setelah beberapa akun berkomentar mendoakan Lili. Screen shot foto itu hoax bermunculan. Bahwa foto ibu-ibu tersebut merupakan korban banjir di Pekanbaru tahun 2015 lalu dan terdapat dimuat disalah satu media lokal.
Joni pun diserang balik, karena menebar fitnah maupun ghibah.

"Hoax ni. Saya yang amankan mayat ibu ini lokasinya pekanbaru Pasar Bawah," kata akun Arie Tille.

"Jangan asal sebar berita. Jatuhnya fitnah kalau salah, ghibah kalo emang bener. Jaman sekarang dapat dosa fitnah dan ghibah jauh lebih mudah. Ga lewat mulut ya lewat tangan-tangan kita sendiri," kata akun Ahmad Fajar.

Dalam komentar juga terdapat komentar akun lain bahwa Lili Ali melalui akunya masih hidup dan aktif medsos beberapa menit lalu. Ada juga yang merasa heran karena foto tidak sesui dengan kondisi Lili.

"Weeee. Kentaranya bukan Lili Ali. Masak tiba-tiba jadi tua padahal Lili Ali kan masih umuran setengah. Ada aja," ujar akun Icha Khamisah.

Sampai saat ini, Kamis (4/10/2018) postingan tersebut tidak ada lagi di akun Joni. Begitu juga akun Lili Ali, tidak bisa di akses.

Joni sendiri sudah diamankan Polda Kepri. Tersangka dijerat pasal  14 ayat (2), pasal 15 UU RI Nomor 1 tahun 1946 Tentang Operator Hukum Pidana serta pasal 27 UU ITE.

(tan)


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews