Jelang Berakhir Konsesi ATB-BP Batam

Orang Terkaya Indonesia Tertarik Kelola Air Bersih di Batam

Orang Terkaya Indonesia Tertarik Kelola Air Bersih di Batam

Chief Executife Adaro Energy, Garibaldi Thohir menjelaskan, air bersih merupakan komoditas yang penting bagi manusia. (Foto:

Batam - Konsesi pengelolaan air minum antara PT Adhya Tirta Batam dengan BP Batam segera berakhir pada 2020 mendatang. 

Sejumlah perusahaan yang bergerak di bidang pengolahan air minum menyatakan minat mengelola. 

Ada sekitar 24 perusahaan yang sudah mulai menyampaikan kesiapan ikut dalam lelang pengelolaan air minum ke BP Batam.

Kelak, pengelolaan air minum tak bisa lagi dikuasai swasta. Pihak swasta nantinya akan mengelola salah satu sektor dari perusahaan air.

MA memutuskan pengelolaan air tidak boleh lagi diserahkan ke swasta sepenuhnya. Beberapa sektor seperti pelayanan dan distribusi akan dipegang pemerintah daerah BUMD atau Unit Pelaksana Teknis.

Hal itu juga tertuang dalam Peraturan Pemerintah RI Nomor 122 Tahun 2015 tentang Sistem Penyediaan Air Minum.

Sedangkan pihak swasta hanya akan diserahkan mengenai produksi. Salah satu perusahaan yang berminat dalam pengelolaan air bersih tersebut adalah Adaro Water, anak perusahaan Adaro Energy Tbk. 

Perusahaan ini adalah milik salah satu orang terkaya di Indonesia Garibaldi Thohir atau yang dikenal sebagai Boy Thohir. Pengusaha tambang batu bara ini melebarkan sayapnya ke perusahaan pengelolaan air bersih di Indonesia.

Selain Adaro Water juga ada Manila Water yang juga menyatakan minatnya ke BP Batam. Perusahaan yang kini mengelola air bersih di Jawa Barat ini juga tengah melirik potensi pengelolaan air bersih di Batam.

"Ada Adaro Water dan Manila Water," ujar Binsar Tambunan, Kepala Kantor Air dan Limbah BP Batam kepada batamnews.co.id baru-baru ini.

Menurut Binsar, BP Batam akan mulai melakukan sounding market dalam dua bulan kedepan. Dan pada pertengahan tahun 2019 sudah digelar lelang.

Boy Thohir bukan tanpa alasan merambah untuk mengembangkan air bersih. Menurutnya, air bersih merupakan komoditas yang penting bagi manusia.

"Saya ingat waktu awal Adaro Indonesia berdiri 25 tahun lalu, sampai waktu saya take over Adaro Indonesia tahun 2005. Kita melihat ada satu boleh dibilang satu komoditi yang saya menyadari itu penting untuk katakanlah kita sebagai umat manusia yaitu air," ujar abang kandung dari Erick Thohir ini beberapa waktu lalu.

Dengan masuk ke bisnis air, dia berharap akan memberi kontribusi positif pada bangsa dan negara. Harapannya, Indonesia bisa masuk dalam kategori negara maju.

"Untuk itu kita masuk air, dan hopefully kita serius di air, suatu saat bisa besar, dan satu saat bisa melengkapi pilar-pilar Adaro Group. Yang kita lakukan memberi kontribusi lebih besar pada bangsa dan negara kita. Saya mau Indonesia suatu saat maju seperti Jepang sehingga nanti tentunya kalau negaranya makin maju, makin develop saya berharap perusahaan Indonesia makin besar," tuturnya.

Lebih lanjut, saat ini ada dua proyek build, operate, and transfer (BOT) yang dikelola Adaro Tirta Mandiri sejak 2016 yakni BOT pengelolaan air dengan PDAM Gresik dengan kapasitas 400 liter per detik dan BOT dengan PDAM Intan Banjar di Banjarbaru dengan kapasitas 500 liter per detik.

Adaro Tirta Mandiri juga tengah mengikuti tender-tender proyek sistem penyediaan air minum (SPAM) yang lebih besar. Salah satunya konsorsium dengan PT Adhi Karya Tbk dan Suez di SPAM Bandar Lampung. Adapun nilai investasinya sekitar Rp 700 miliar-800 miliar. Manajemen berharap, dalam 5 tahun ke depan bisa mencapai kapasitas target 4.000 liter per detik.

(snw)

 


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews