Hashtag CrazyRichSurabayan: Apa Benar Orang Surabaya Tajir Melintir?

Hashtag CrazyRichSurabayan: Apa Benar Orang Surabaya Tajir Melintir?

Ilustrasi

Jakarta – Beberapa waktu lalu heboh #CrazyRichSurabayan. Ya, kamu enggak salah baca kok, Feedies. Tagar ini memang serupa novel dan film yang juga heboh, Crazy Rich Asians, yang berkisah tentang keluarga super kaya asal Singapura. 

Bedanya, #CrazyRichSurabayan berkisah soal keluarga super duper kaya, tapi dengan kearifan lokal, yakni Jawa Timur, khususnya Surabaya.

Dari penelurusan Feedy, tagar ini berawal dari thread Twitter panjang oleh akun @btari_durga. Btari merupakan seorang pengajar di sebuah sekolah swasta di Surabaya. Ia kemudian menceritakan bagaimana gaya hidup para murid dan orang tua super kaya di sekolah tempat ia mengajar.

Thread itu lalu semakin panjang dan sering dibicarakan karena ternyata banyak juga pengguna Twitter yang mempunyai pengalaman serupa. Ini beberapa contoh cuitannya.

Cuitan-cuitan Btari pun mendapat respons dari warganet. Bahkan, enggak sedikit yang mengamininya. Mereka yang mengaku pernah berinteraksi dengan Crazy Rich Surabayan pun berceloteh hal yang sama seperti Btari.

Namun, apa benar orang Surabaya banyak yang tajir melintir?

Menurut ekonom INDEF, Bhima Yudhistira, sebagaimana Feedy kutip dari BBC Indonesia, kalau dilihat dari struktur ekonominya, Surabaya memang tempatnya warga kelas menengah ke atas.

Bhima menjelaskan, 58 persen kontributor pertumbuhan ekonomi nasional ada di Jawa, dan di Jawa pertumbuhan itu terpusat pada Jakarta dan Surabaya.

“Produk domestik regional bruto Surabaya 24 persen dari seluruh Jawa Timur,” ujar Bhima kepada BBC Indonesia. Surabaya, ia melanjutkan, punya 873 industri besar dan sedang, yang menyerap 152.000 tenaga kerja.

Surabaya juga menjadi pusat industri manufaktur terbesar di Indonesia. Penanaman modal asing di Surabaya pada 2017 menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) berjumlah Rp2,3 triliun.

Masih dilansr dari BBC Indonesia, Kepala Ekonom Samuel Sekuritas, Lana Soelistyaningsih, mengatakan bahwa Surabaya adalah penopang ekonomi kedua di Indonesia, jika ditilik dari jumlah perdagangan dan peredaran uangnya.

Letaknya yang strategis juga menjadikan kota ini sebagai pusat penghubung untuk menuju ke Indonesia Timur.

“Selain itu ada banyak Penanaman Modal Asing dari Korea, Jepang, dan lain-lain,” ucap Lana.

“Penerbangan langsung juga adalah indikator perkembangan ekonomi suatu kota. Di Surabaya, maskapai besar punya penerbangan langsung sehingga tidak perlu ke Jakarta,” kata Lana melanjutkan.

Menurut data BPS, pada 2017 bandara Juanda di Surabaya adalah bandara dengan lalu lintas penumpang dan barang terbesar kedua setelah Jakarta. Ada 7,9 juta orang yang melintas per tahun, dan 45.400 ton barang.

Lana mengaku enggak tahu berapa banyak kelas menengah ke atas yang ada di Surabaya. Namun yang pasti, “Di Surabaya juga ada Putra Sampoerna, salah satu orang terkaya di Indonesia, yang jaringan bisnisnya sudah tidak diragukan lagi,” tutur dia.Sekarang, kamu jadi tahu kan, Feedies, kenapa banyak orang tajir melintir di Surabaya?

(pkd)


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews