Disdik Batam Geram, Murid SD Dimanfaatkan untuk Unjuk Rasa

Disdik Batam Geram, Murid SD Dimanfaatkan untuk Unjuk Rasa

Aksi unjuk rasa di gedung DPRD Kota Batam dengan mengerahkan siswa SD. (Foto: Johannes Saragih/Batamnews)

Batam - Dinas Pendidikan Kota Batam bereaksi terkait aksi unjuk rasa yang mengerahkan murid SD di DPRD Batam. Para pengajar dan pengelola SD Melati, Baloi memprotes digusurnya sekolah oleh pihak pengembang lahan.

Sebelumnya sekitar 10 murid SD Melati dikerahkan untuk belajar di teras Gedung DPRD Batam. Aksi ini sebagai bentuk protes. Pihak sekolah menuntut ganti rugi sekolah yang tidak kunjung diberikan, setelah digusur.

Kadisdik Kota Batam, Hendri Arulan mengatakan sekolah swasta SD Melati Indah tidak memiliki izin, begitu juga kepemilikan lahan tersebut.  "Jadi jangan manfaatkan anak untuk kepentingan ini," ujar Hendri saat dijumpai usai menghadiri acara pendidikan di Mega Mall, Sabtu (22/8/2018) siang.

Ia melanjutkan, secara sekolah tersebut tidak memiliki izin dari Disdik selain tidak ada bangunan, murid sekolah hanya berjumlah 8 sampai 10 orang saja.

"Waktu itu saya tanya sekolah katanya muridnya 100 lebih, ketika cek kelapangan hanya 8 sampai 10 orang, ya yang di DPRD itu saja, itu kan sudah tidak bsa diberikan izin," katanya.

Ia melanjutkan, siswa 10 orang tersebut untuk tingkat kelas 2 sampai 6. Sedangkan kelas satu tidak ada lagi, pasalnya tahun 2018 ini sudah tidak diizinkan menerima murid baru.  "Jadi dalam satu kelas hanya dua orang," kata Kadis yang baru menjabat beberapa bulan itu.

Terkait pemanfaatan siswa dalam aksi tersebut, Disdik sudah melakukan koordinasi dengan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI).  "Jika sekolah masih tidak izinkan kita bawa anak itu dan sekolahkan tempat lain, mau tidak mau akan kita paksa, nanti kerjasama dengan satpol PP," katanya.

Hendri mengimbau, agar sekolah paham dan tidak memanfaatkan murid untuk kepentingan tertentu. "Sayang kita anak-anak ini masa depan kita, saya akan selesaikan, soal konflik sekolah dan perusahaan itu bukan urusan kita," ucap Hendri.

Hendri berencana, jika dalam satu minggu ini anak-anak tersebut masih dimanfaatkan ia akan pindahkan ke sekolah yang lain. "Nanti kita sesuaikan dengan tempat tinggal, misalnya dia (murid) tinggal Baloi Kebun, kita tumpangkan dulu di SDN 07 atau SD lain," katanya.

(tan)


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews