Program Studi Bahasa Inggris Unrika lakukan MoU dengan HPI

Peluang Menggiurkan Jadi Penerjemah Bahasa di Era Milenial

Peluang Menggiurkan Jadi Penerjemah Bahasa di Era Milenial

(Foto: ist)

Batam - Menjadi seorang penerjamah bahasa ternyata banyak keuntungannya. Apalagi bila dikaitkan dengan Kepri khususnya Batam daerah Industri, Pariwisata, Perdagangan dan Jasa banyak mengundang investor asing.

Rektor Universitas Riau Kepulauan, Edwin Agung Wibowo,S.E.,M.Comm mengatakan, mahasiswa dan dosen program studi Bahasa Inggris wajib meningkatkan kemampuan Bahasa Inggrisnya agar tak kalah bersaing dan memiliki kompetensi.

"Jadi penerjemah merupakan peluang untuk meningkatkan kesejahteraan," kata Edwin di hadapan 200-an mahasiswa dan dosen program studi Bahasa Inggris usai menandatangani Nota Kesepahaman dengan Himpunan Penerjemah Indonesia (HPI) di Aula Mini, Kampus Unrika Batam di Batam.

Ia berharap kampus bisa melahirkan mahasiswa yang mampu berbahasa asing khususnya Bahasa Inggris. Banyak peluang untuk menjadi penerjemah, misalnya Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (KumHam) memberi peluang menjadi penerjemah bagi yang yang memiliki kompetensi dalam Bahasa Inggris bersertifikat.

Penandatanganan MoU yang dilanjutkan dengan Kuliah Umum yang bertajuk : " One step to be a profesional and Certified Translator" itu dihadiri para mahasiswa prodi Bahasa Inggris, Dosen, Dekan dan Wakil Dekan Universitas Riau Kepulauan Batam. Dilanjutkan penyampaian makalah terkait bagaimana menjadi penerjemah yang profesional.

Ketua Umum Himpunan Penerjemah Indonesia, Hananto P Sudharto,S.H bahwa, menjadi penerjemah harus banyak membaca, dan menjadi penerjemah itu tidak sulit asal serius menekuninya.

Ia mengaku menjadi penerjemah selama 40 tahun. Dari situ diperoleh rasa senang dan terus ditekuni hingga kini. "Gak ada pensiun," katanya bercanda.

"Pengalaman itu membuat seseorang bisa maju. Mulailah dari hal kecil, kemudian terus meningkatkan kemampuan akhirnya menjadi profesional," ujar dia.

Hananto meyakini, mahasiswa yang memilih Bahasa Inggris sebagai pilihannya akan lebih mudah untuk menjadi penerjemah, karena didasari minat dan bakat. " All beginning are difficult = segala sesuatu yang baru itu sulit," katanya. Tapi dari kesulitan itu diperoleh kemudahan di kemudian hari.

Pemateri di acara Kuliah Umum tersebut,  Sekretaris Umum HPI Anna Wiksmadhara menyampaikan, bahwa menjadi penerjemah itu beragam, ada bidang seni, dokumen, kontrak kerja, dan lain-lain. " Jadi banyak peluang menjadi penerjemah," kata Anna yang akrab dipanggil Bu Anna ini. Ia memaparkan pengalamannya bagaimana menjadi penerjemah di perusahaan asing bidang perminyakan. Selain honornya baik, juga menyenangkan.

Ia mengaku menjadi penerjemah sangat menyenangkan, karena tak ada tempat duduk di kedai kopi  hanya untuk pesan makanan dan minuman. " Saya cari colokan, pokoknya harus kerja menerjemahkan," katanya yang disambut tawa mahasiswa. Ia berharap HP tidak hanya digunakan untuk selfi-selfi, tapi diubah menjadi hal bermanfaat.

Ana memberi rasa percaya diri kepada para mahasiswa, sekaligus menstimulasi mereka agar belajar Bahasa Inggris dengan baik. Ia juga berharap, dosen terus meningkatkan kemampuan untuk menjadi penerjemah yang profesional.

Ketua Panitia Pelaksana acara, Rumbadi Dalle, S.H.M.H meminta agar HPI terus memberikan dorongan kepada  mahasiswa untuk terus berkembang.

"Mohon bimbingan dari HPI untuk mahasiswa  kami," pintanya.

Diharapkan setelah penandatanganan MoU antara Unrika dengan HPI ini, ada kegiatan yang sifatnya menambah wawasan dan ilmu bidang penerjemahan untuk mencapai penerjemah profesional.

(*)


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews