Mengulik Lima Fakta Tentang Asia Sentinel, Media yang Bikin Geram SBY

Mengulik Lima Fakta Tentang Asia Sentinel, Media yang Bikin Geram SBY

Foto : Merdeka.com

Jakarta - Saat ini media Asia Sentinel menjadi sorotan di Indonesia. Salah satu pemberitaannya menyinggung Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono yang dikaitkan dengan kasus Century. 

Setelah berita yang mereka buat tersebar dan menjadi kontroversi, kemarin Asia Sentinel akhirnya meminta maaf dan mencabut artikel tersebut.

Artikel itu, seperti dalam pernyataan Asia Sentinel, ditulis pemimpin redaksinya, John Berthelsen.

Setelah berita yang mereka buat tersebar dan menjadi kontroversi, kemarin Asia Sentinel akhirnya meminta maaf dan mencabut artikel tersebut.

Berikut 4 fakta soal Asia Sentinel yang buat geram SBY:

1. Media online yang berkantor di Hong Kong

Asia Sentinel berkantor pusat di Hong Kong. Media ini didirikan oleh empat wartawan senior ekspatriat yang berpengalaman di wilayah tersebut. 

Beberapa artikel dari Asia Sentinel juga muncul dalam media Asian Correspondent. Media tersebut juga berkantor di Hong Kong.

Para editornya tinggal di Asia, termasuk Vietnam, Malaysia, Filipina, Korea Selatan, Hong Kong, Cina, Thailand dan Indonesia. 

Koresponden untuk situs ini diambil dari wartawan di seluruh wilayah di Asia.

2. Pemberitaannya mencakup isu se-Asia

Asia Sentinel menulis berbagai pemberitaan regional Asia yang berfokus pada berita, bisnis, seni dan budaya. Situs ini diluncurkan pada Agustus 2006.

"Asia Sentinel diciptakan untuk menyediakan platform untuk berita, analisis dan opini tentang isu-isu nasional dan regional di Asia. Ini adalah independen dari semua pemerintah dan perusahaan media besar. Ini terbuka untuk kontribusi, tidak hanya dari wartawan tetapi dari para profesional di bidang-bidang seperti keuangan, diplomasi, sains, dan seni." kata pendiri media ini.

3. Isu yang Pernah Diliput

Asia Sentinel pernah meliput tentang kuatnya Hong Kong, melalui pemberitaan tentang struktur kekuasaan dan kebijakan pembangunan ramah taipan di wilayah itu. Lalu tentang Singapura, dengan pemerintahan yang terpusat di negara dan kota.

Pejabat di negara Thailand juga pernah diulas. Media itu menerbitkan informasi yang menyelidiki peran Raja Thailand dalam acara-acara politik. 

Para jurnalis arus utama dilarang meliput karena ada undang-undang lse majest di Thailand.

4. Menulis soal SBY dan kasus Bank Century

Asia Sentinel pernah mempublikasikan artikel investigasi terkait konspirasi pada kasus Bank Century. Dalam tulisan itu mengait-ngaitkan nama SBY dan 30 pejabat lain. 

Dan ada tulisan tuduhan soal pencucian uang. Artikel itu ditulis langsung oleh pendiri Asian Sentinel John Berthelsen berdasarkan laporan investigasi sebanyak 488 halaman sebagai gugatan Weston Capital International ke Mahkamah Agung Mauitius pekan lalu.

Terkait artikel ini langsung mengundang reaksi para politis Demokrat. Mereka menganggap tulisan di media Asia Sentinel itu fitnah.

5. Langsung mengeluarkan artikel berisi permohonan maaf

Setelah pemberitaan Asia Sentinel tentang kasus Bank Century dan SBY geger, akhirnya media tersebut menyampaikan permintaan maaf kepada Presiden RI keenam Susilo Bambang Yudhoyono dan Partai Demokrat.

"Asia Sentinel ingin menarik kembali artikel yang terbit pada 10 September 2018 yang ditayangkan di situs tentang pemerintahan Yudhoyono dan kasus Bank Century di Indonesia," demikian isi permintaan maaf yang dikutip merdeka.com, dari situs asiasentinel.com

Dijelaskan juga, Asia Sentinel mengakui jika artikel yang ditulis sendiri oleh pemimpin redaksi John Berthelsen, secara tidak adil telah menyampaikan berbagai tuduhan terkait gugatan kasus century yang sedang berjalan. Sebagai tindak lanjut permintaan maaf, Asia Sentinel juga menyatakan telah mencabut artikel itu dari situs mereka.

"Kami mengakui bahwa kami tidak meminta konfirmasi terhadap nama-nama yang disebut dalam artikel itu. Artikel itu juga sangat sepihak dan telah melanggar praktik jurnalisme yang adil."

(pkd)


Komentar Via Facebook :

Berita Terkait

close

Aplikasi Android Batamnews