Pilpres 2019

Saling Sindir Timses Jokowi vs Prabowo Soal Tagline

Saling Sindir Timses Jokowi vs Prabowo Soal Tagline

Habiburokhman dan Raja Juli Antoni. (Foto: Detikom)

Jakarta - Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Ma'ruf Amin meledek nama Koalisi Indonesia Adil dan Makmur milik kubu Prabowo Subianto. Nama koalisi tersebut dinilai ketinggalan zaman.

"Nama koalisi Prabowo-Sandi, Koalisi Adil dan Makmur, sangat jaman dulu (jaman dulu). Terdengar seperti jaman penataran 4P pada masa orde baru," kata Wakil Sekretaris TKN Jokowi-Ma'ruf, Raja Juli Antoni kepada wartawan, Rabu (19/6/2018).

Toni tidak yakin sebutan Koalisi Indonesia Adil dan Makmur hear catching bagi kaum milenial. Ia mempertanyakan maksud pemberian nama koalisi Prabowo.

"Saya prediksi nama koalisi itu sulit diterima milenial karena terlalu abstrak. Tidak kongkret. Apa itu adil? Adil buat siapa? Makmur buat Prabowo dan Sandi sebagai orang kaya?" cetusnya.

Sedangkan menurut Toni, nama koalisi Jokowi yakni Koalisi Indonesia Kerja lebih diterima kaum milenial. Sebab ejaannya lebih mudah dibaca.

"Sebaliknya, koalisi Jokowi-Ma'ruf mudah diterima anak muda, karena gampang dipahami dan kongkret, Koalisi Indonesia Kerja. Politik Pak Jokowi adalah politik kerja, berkeringat dan berpeluh-peluh ikhlas mengabdi kepada rakyat," jelas Toni.

Sebelumnya, koalisi Prabowo menggelar rapat untuk pematangan timses dan penamaan koalisi. Hasilnya, mereka menyepakati penamaan Koalisi Indonesia Adil dan Makmur.

"Pertama, nama Koalisi Indonesia Adil Makmur ini nama yang disepakati hari ini. Dan taglinenya 'Adil Makmur Bersama Prabowo-Sandi'," kata Sekjen Gerindra Ahmad Muzani di depan kediaman Prabowo, Jalan Kertanegara, Jakarta, Selasa (18/9).

Apa alasannya?

"Karena problem Indonesia adalah ketidakadilan, adanya ketimpangan hukum sosial, sehingga kita mewujudkan keadilan kemakmuran bangsa dan negara," jelas Muzani.

 

Gerindra Balik Serang

Sekjen Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Raja Juli Antoni menyebut nama koalisi Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, yaitu Koalisi Indonesia Adil dan Makmur sangat jadul. Partai Gerindra menyerang balik Raja Juli.

"Kalau saya khawatir justru cara berpikir Raja Juli yang jadul. Mengabaikan prinsip keadilan dan kemakmuran itu salah satu ciri rezim despotik sebelum reformasi," ujar Ketua DPP Gerindra Habiburokhman kepada wartawan, Rabu (19/9/2018).

Menurut Habiburokhman, nama koalisi Prabowo-Sandi mencerminkan kebutuhan masyarakat saat ini. Masyarakat diklaim Habiburokhman butuh keadilan dan kemakmuran.

"Pengalaman saya ketemu masyarakat tiap hari dua isu tersebut adalah perhatian utama kaum milenial saat ini," kata dia.

"Mereka resah dengan situasi saat ini di mana sulit mencari pekerjaan sehingga belum merasakan keadilan ekonomi," imbuh Habiburokhman.

Raja Juli disebut Habiburokhman mesti banyak belajar.

"Jadi Raja Juli mesti belajar bahwa kalau bicara milenial jangan hanya soal sneakers, jins, jaket atau gaya hidup saja, tapi yang substantif seperti lapangan pekerjaan atau bagaimana mereka bisa berdaya secara ekonomi," sindir Habiburokhman.

(*)


Komentar Via Facebook :

Berita Terkait

close

Aplikasi Android Batamnews