Pengabdian Yunita Elmi, Tempuh Perjalanan 130 Kilometer Setiap Hari

Pengabdian Yunita Elmi, Tempuh Perjalanan 130 Kilometer Setiap Hari

Yunita Elmi, Kepala SMPN 4 Lingga Utara yang harus menempuh perjalanan sepanjang 130 km setiap harinya (Foto:Ist)

CUACA tidak selalu cerah setiap harinya, kadangkala hujan selalu menyambut setiap pagi. Terlebih lagi ketika masuknya bulan yang berakhiran ber seperti September, Oktober, November bahkan Desember ini.

Meski dengan kondisi cuaca yang tidak bisa ditebak, tapi tak menyurutkan niat Yunita Elmi wanita kelahiran 40 tahun lalu itu untuk menjalankan tugas sebagai Kepala SMPN 4 Lingga Utara, yang berada di Desa Belungkur tepatnya di ujung Pulau Lingga itu.

Ibu tiga anak ini sudah 1,7 tahun bertugas di wilayah pelosok tersebut. Setiap hari, ia harus menempuh perjalanan lebih kurang 130 kilometer (km) pulang pergi (PP) dari kediamannya menuju tempat ia bertugas sebagai seorang kepala sekolah.


Jalan berlumpur ketika musim hujan yang harus dilewati Yunita Elmi dalam bertugas sehari-hari (Foto:Ist)

Cukup berat jika dibayangkan, apalagi untuk seorang wanita. Melewati tanjakan yang curam, jalan berlubang bahkan licin belumpur itu dari hari Senin-Sabtu.

"Sukanya, ya saya senang menjalankan tugas ini karena ini sudah menjadi tanggung jawab dan amanah yang sudah dipercayakan kepada saya sebagai abdi negara yang harus menjalankan tugas sebagaimana mestinya," kata dia kepada Batamnews.co.id, Senin (17/9/2018).

Wanita yang juga akrab disapa Emi ini mengaku, dengan waktu setahun lebih bertugas di ujung utara Pulau Lingga tersebut, jatuh saat mengendarai kendaraan roda duanya di jalan yang memiliki bukit terjal sudah menjadi langganan.


Yunita Elmi, ibu tiga anak ini sudah 13 tahun menjadi PNS dan 1,7 tahun bertugas di Belungkur (Foto:Ist/Batamnews)

Tidak hanya jatuh karena jalan licin, berlumbur hingga bukit yang terjal, baru-baru ini ia mengalami nasib yang kurang beruntung. Pasalnya, dengan kondisi jalan yang diapit hutan lebat itu, tak jarang hewan liar seperti babi melintas hingga menimbulkan kecelakaan.

"Dukanya sih ada, cuma kadang kurang etis juga jika saya mengeluh karena tugas tadi. Tapi terasa berat juga karena saya perempuan dan seorang ibu, saya harus pergi ke sekolah dengan keadaan jalan yang begitu memperihatinkan, terus jarak yang jauh, sendiri di jalanan," ujarnya.

Rasa cemas saat berkendara sendirian menuju tempat ia bertugas selalu menghantui wanita yang sudah 13 tahun menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS) ini. Terutama ketika terjadi pecah ban, ban bocor ataupun mesin sepeda motornya mendadak rusak, sedangkan di sepanjang jalan cukup sepi hanya dihiasi hutan yang lebat.


Tanjakan menuju tempat Yunia Elmi bertugas yang sering menyebabkan kecelakaan (Foto: Ist/Batamnews)

Jarak untuk sampai diantara satu kampung dengan kampung lainnya juga cukup jauh. Tapi baginya, jika tidak pergi bertugas hanya karena alasan itu, membuatnya merasa bersalah bahkan ia merasa rekannya di SMPN 4 Lingga Utara itu akan rindu.

"Kalau keinginan bertugas di Daik, ini tidak dimunafikkan, apalagi melihat jarak dan kondisi jalan yang tidak rata, berlubang, licin, berbatu-batu, ini yang membuat saya sedih ketika mau berangkat ke sekolah," tutur Emi.

Wanita yang saat ini tinggal di Kampung Mading, Kelurahan Daik, Kecamatan Lingga ini mengaku, salah satu hal yang membuat ia bersemangat dalam menjalankan tugas selain dukungan dari keluarga, juga masyarakat tempat ia bertugas sangat ramah.

"Alhamdulillah, masyarakat welcome sekali dengan saya, mereka ramah-ramah dan baik semua," katanya.

Memang, untuk sampai ke SMPN 4 Lingga Utara yang berada di Desa Belungkur itu cukup jauh. Ada beberapa desa yang akan dilewati, tanjakan curam yang mengintai korban juga merupakan salah satu ujian bagi siapa saja yang melintasi jalan Lintas Timur sebagai satu-satunya akses menuju wilayah tersebut.

(ruz)


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews