Sebelum Kolaps, PT Nagano Dua Tahun Disubsidi dari Jepang

Sebelum Kolaps, PT Nagano Dua Tahun Disubsidi dari Jepang

Puluhan karyawan PT. Nagano Drilube Indonesia menunggu kepastian nasib mereka, Selasa (11/9/2018) di lokasi pabrik yang tiba-tiba tutup ini. (Foto: Johannes Saragih/Batamnews)

Batam - PT Nagano Drilube Indonesia sudah dua tahun belakangan keuangannya setiap bulan didukung induk usahanya di Jepang. Setiap bulan pihak perusahaan di Jepang harus mengeluarkan uang sebesar Rp 290 juta untuk gaji karyawan.

Kepala Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kota Batam, Rudi Sakyakirti mengatakan dukungan sejumlah uang itu terhentu pada bulan agustus.

“Gaji bulan agustus sudah tidak diberikan lagi, dan efeknya baru di sekarang pada bulan september,” ujar Rudi, Selasa (11/9/2018). 

Akibatnya para karyawan yang berjumlah 55 orang tidak mendapat gaji. Rudi menuturkan bahwa pihaknya telah mengadakan rapat dengan Batamindo dan serikat pekerja.

“Rapat tersebut berlangsung pada Jumat pagi lalu, membahas hal ini, dan hasil juga diketahui pihak perusahaan sudah tidak membayar tagihan listrik dan air, makanya Selasa lalu sudah diputus,” jelasnya. 

Selain itu diketahui juga bahwa pemilik perusahaan sudah tidak berada di Batam lagi. Dan telah kembali ke Jepang.

“Kami minta HRD di sini untuk terus berkomunikasi dengan Jepang, karena dari sana belum ada kejelasan,” ungkapnya.

Hasil rapat itu juga nantinya akan berkordinasi dengan perwakilan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) di Jepang untuk menelusuri keberadaan perusaahan Nagano yang ada di Jepang. 

Untuk itu pihaknya akan mengadakan rapat lagi untuk membahas nasib karyawan. Pihak HRD perusahaan Nagano juga akan diundang.

“Saya berharap ada keputusan untuk menyelesaikan keputusan,” katanya.

(ret)


Komentar Via Facebook :

Berita Terkait

close

Aplikasi Android Batamnews