Advertorial

Sektor Pariwisata Bintan Telah Mendunia, Kabupaten Pesawaran Belajar ke Pemkab Bintan

Sektor Pariwisata Bintan Telah Mendunia, Kabupaten Pesawaran Belajar ke Pemkab Bintan

Wakil Bupati Bintan, Dalmasri Syam menerima cenderamata dari Wakil Bupati Pesawaran, Eriawan.

Bintan - Kabupaten Bintan menjadi daerah percontohan dalam pengelolaan sektor kepariwisataan. Sehingga banyak daerah-daerah lain di Indonesia mengunjungi Pemkab Bintan setiap tahunnya. 

Seperti yang dilakukan rombongan Kabupaten Pesawaran, Provinsi Lampung. Untuk kedua kalinya mereka melakukan kunjungan kerja (kunker) ke Pemkab Bintan, Bandar Sri Bentan, Jumat (7/9/2018).

Rombongan yang dipimpin oleh Wakil Bupati  Pesawaran, Eriawan serta Sekda dan beberapa TAPD Kabupaten Pesawaran disambut hangat oleh Wakil Bupati Bintan, Drs Dalmasri Syam, MM.

 Wakil Bupati  Pesawaran Eriawan, SH didampingi Sekda dan beberapa TAPD kabupaten pesawaran melakukan kunjungan kerja ke kabupaten bintan, kunjungan yang telah dilaksanakan dua kali ini di maksudkan untuk mempelajari pengelolaan sektor pariwisata yang ada di Kabupaten Bintan, rombongan langsung disambut langsung oleh Wakil Bupati Bintan Drs. Dalmasri, Syam, MM di Ruang Rapat II Kantor Bupati Bintan, Jumat (7/09) pagi.

Dalam sambutannya Wakil Bupati Pesawaran Eriawan, SH mengungkapkan maksud kunjungan kali ini untuk menjaring informasi -informasi terkait pengelolaan sektor pariwisata yang ada di Kabupaten Bintan. 

"Secara garis besar potensi yang dimiliki Bintan sama dengan Kabupaten Pesawaran," ujarnya.

Bintan, kata Eriawan, terdiri dari banyak pulau-pulau. Kesemua pulau tersebut bisa memiliki potensi di lini sektor kepariwisataan yang dapat menyumbang ke Pendapatan Asli Daerah (PAD).

Sedangkan Kabupaten Pesawaran ini memiliki 39 pulau-pulau yang indah. Namun pemerintahannya belum mendapatkan cara tepat untuk menggali potensi yang dimiliki pulau-pulau tersebut.

"PAD yang di dapat daerah melalui sektor pariwisata dari pulau-pulau kita belum dirasakan maksimal, masalah inilah yang selama ini di hadapi," jelasnya.

Maka dari itu, dengan dilakukannya kunjungan kerja ke Kabupaten Bintan diharapkan dapat memberikan pencerahan-pencerahan terkait pengelolaan sektor pariwisata dan nantinya dapat di terapkan di Kabupaten Pesawaran.

"Objek-objek wisata yang dimiliki Bintan bahka sekarang telah mendunia. Karena tidak hanya sekedar alamnya saja yang bernilai tapi event-event yang digelar," ungkapnya.

Wakil Bupati Bintan, Drs Dalmasri Syam, MM mengatakan Kawasan Bintan sudah dijadikan daerah lain sebagai tempat mencari informasi-informasi terkait pengelolaan sektor pariwisata. 

"Potensi inilah yang membuat Bintan dijadikan sebagai tolak ukur pengembangan pariwisata bagi daerah lainnya," sebutnya.

Dalmasri mengapreasi terhadap  rombongan Kabupaten Pesawaran yang mau berkunjung kedua kalinya ke Kabupaten Bintan. Serta menjadikan Kabupaten Bintan sebagai daerah yang menjadi tolak ukur dalam pengembangan dan pengelolaan sektor pariwisata di Pesawaran.

"Tentunya, kami sangat senang dan  menghargai kunjungan kerja ini," ucapnya.

Sumbang PAD besar

Wakil Bupati Bintan, Dalmasri Syam memaparkan cara pengelolaan sektor pariwisata kepada rombongan Pemkab Pesawaran.

Realisasi penerimaan Pendapatan Asli Daerah (PAD) di Kabupaten Bintan pada semester pertama 2018 mencapai angka 61 persen atau sebesar Rp 121 milyar dari target pada tahun ini sebesar Rp 198 milyar. 

Dari total yang diperoleh PAD, sebesar Rp 116 milyar berasal dari pajak daerah. Sedangkan sisanya Rp 5 miliar berasal dari sektor non pajak.

Sumbangan terbesar dari pajak daerah itu berasal dari sektor pajak hotel dengan realisasi mencapai Rp 54 milyar atau berkisar 77 persen dari target yang telah ditetapkan sebesar Rp 71 miliyar. 

Kepala Badan Pengelolaan Pajak dan Retribusi Daerah (BPPRD) Bintan, Yuzed mengatakan capaian PAD di semester pertama tersebut sudah mencapai angka yang diharapkan. 

"Artinya beberapa bulan kedepan kita optimis bisa mencapai target," ujarnya.

Target komponen PAD ini, kata Yuzet, masih dikuasai oleh pajak daerah sebesar 73,6 persen, retribusi daerah sebesar 4,3 persen, hasil pengelolaan kekayaan alam sebesar 5,5 persen serta lain-lain PAD yang sah sebesar 16,6 persen.

Dari 73,6 persen penghasilan pajak daerah ini bersumber dari serapan pajak yang dipungut dari berbagai sektor. Diantaranya dari sektor Pariwisata Lagoi sebesar 51 persen meliputi pajak hotel, restoran, dan hiburan. 

Kemudian 22,6 persen dari reklame, penerangan jalan, Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) serta pajak Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) dan lain-lain.

"Saat ini kontribusi PAD yang terbesar berasal dari sektor pajak daerah yaitu kepariwisataan," katanya. 

(adv)


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews