Maju adalah pilihan kata yang paling pas dikaitkan dengan pemuda, sebab seperti kata pemuda itu sendiri, kata maju mewakili makna sikap aktif dan progresif, yakni sikap siap tempur melewati tiap-tiap tantangan. Menjadi garda terdepan dalam memperoleh kehidupan lebih baik untuk masa yang akan datang.

Pemuda sangat identik dengan kemajuan, komponen pendukung untuk maju itu dimiliki pemuda, dalam hal fisik (tenaga), semangat atau bahkan ilmu pengetahuan. Karenanya pemuda adalah mereka yang siap maju, mereka yang siap merubah keadaan menjadi lebih baik.

“Jangan pernah mengaku pemuda jika semangat maju tak pernah ada dalam diri kita,“

Tanpa semangat maju pada diri pemuda adalah suatu bencana di masa depan, dapat merusak secara individu, dan karena mereka adalah generasi muda, juga berdampak pada Nusa dan Bangsa.

Pemuda adalah tulang punggung negara, maka jika pemuda nya rusak, rusaklah semuanya, maka kita perlu mengasah kemampuan maju pemuda, tentu ini harus kita sikapi bersama.

Jika bangsa ini ingin maju, maka majukanlah pemudanya, sebab kelangsungan bangsa kita ada di pundak pemuda.

Pemuda Dalam Posisi Dilematis

Saat ini bisa kita lihat, pemuda dihadapkan fase era globalisasi, narkotika, era digitalisasi, era media daring, serta yang juga penjajah terhadap pemuda, yakni tidak sedikit pemuda hari-hari sibuk dengan smartphone, game online dan beberapa hal tidak penting lainnya, sehingga menguras waktu dan perhatian yang sangat banyak. Ini tentu dapat mengikis idealisme pemuda, lebih konsumtif yakni sikap yang tidak mandiri.

Tentu sebagai solusinya, pertama pemuda harus dibentengi dari arus negatif dan memanfaatkan secara positif keterbukaan informasi, media daring dan lainnya. Kedua, tentu mengasah dan menggali potensi pemuda diberbagai bidang, agar optimisme terbangun dengan baik.

Menggali potensi dengan mengelola dengan baik, sebab potensi itu ada pada setiap pemuda dan sekitarnya. Menggali setiap kendala menjadi peluang berkarya.

Atas alasan ini pula saya akan tampil sebagai kontestan dalam kancah politik di Kabupaten Lingga, selain untuk memanfaatkan usia, juga untuk mengabdi pada masyarakat, bangsa dan negara.

Penulis: Fitri Darmadi, S. Psi