Warga Perumahan Tiban Demonstrasi

Gerbang BP Batam Dilempari Sofa dan Lemari Rusak Akibat Banjir

Gerbang BP Batam Dilempari Sofa dan Lemari Rusak Akibat Banjir

Warga melempari barang-barang rusak di depan pintu gerbang masuk kantor BP Batam, Senin (6/8/2018). (Foto: Johannes Saragih/Batamnews)

Batam - Warga dari beberapa perumahan di Kelurahan Tiban Baru melakukan aksi unjuk rasa di depan Gedung Badan Pengusahaan (BP) Batam, Senin(6/8/2018). Mereka menuntut kolam retensi dikembalikan seperti semula agar tidak terjadi lagi banjir.

Pantauan Batamnews.co.id puluhan warga itu datang mengunakan dua bus berukuran besar dan satu mobil khusus pengeras suara. Selain itu para warga mengunakan ikat kepala bertulisakan "save kolam,".

Nampak juga beberapa aparat kepolisian berjaga di depan BP Batam tersebut. Selain orasi massa juga membawa perlengkapan rumah mereka yang rusak akibat banjir seperti  sofa, kursi, meja dan lainnya. 

Barang-barang itu dilempar ke dalam halaman depan BP Batam. "Kembalikan kolam retensi," ujar Anto, salah seorang orator.

Terikakan kembalikan kolam kami juga terdengar dari para massa, terutama kalangan ibu-ibu. "Kembalikan kolam, kolam, kolam," katanya.

Massa juga menyebutkan izin pengembang yang diberikan diduga melanggar.  Sebelumnya pengembang perumahan di area kelurahan Tiban Baru itu menimbun daerah kolam retensi, semacam waduk untuk serapan air. 

Akhirnya saat terjadi hujan lebat, banjir bah menerjang beberapa perumahan di lokasi ini seperti Perumahan Tiban Koperasi, Taman Irene dan sebagainya.

Sebelum kolam resapan air ditimbun, hampir 20 tahun lebih Tiban Koperasi tidak pernah mengalami banjir. Namun setelah kolam tersebut ditimbun, banjir melanda pemukiman warga. Mereka ingin keberadaan waduk itu dinormalisasikan.

Ketua Komite Pengamanan Dampak Banjir Kolam Tiban Koperasi Suprianto mengatakan, bahwa mempunyai bukti kalau izin pengembang bermasalah. "Ini namanya keserakahan, kesewenang wenangan," katanya.

Setelah aksi beberapa menit. Massa langsung ditemui Staf khusus deputi IV BP Batam Fredy. Ia mengatakan, nanti sore akan dicari kembali solusi untuk permasalahan tersebut. 

"Besok kita rapatkan permasalahan ini dengan warga," katanya. Saat ini massa masih bertahan didepan kantor BP Batam.

Koordinator lapangan aksi Arman Syarif  membenarkan, sebanyak 300 massa akan datang dalam aksi tersebut. 

"Itu terdiri dari warga Tiban yang terkena banjir, daerah Tiban Taman Irene, Taman Impian dan Tiban Koperasi," katanya kepada Batamnews.co.id.

Sebelumnya pada 25 Juli 2018 lalu 48 rumah di Tiban diterjang banjir bandang ketika Kota Batam dilanda hujan lebat. Setelah kejadian warga mengatakan banjir terjadi akibat ditimbunnya kolam penyerap air yang berada di kawasan tersebut. 

Kolam diketahui ditimbun oleh pengembang yang berada di kawasan tersebut. Warga menilai proyek ini mengindahkan amdal sehingga patut surat izinnya dicabut.  

(tan)


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews