Kenaikan Tarif Pulsa Ponsel Ikut Pengaruhi Inflasi Kepri Pada Juli 2018

Kenaikan Tarif Pulsa Ponsel Ikut Pengaruhi Inflasi Kepri Pada Juli 2018

Ilustrasi

Batam - Indeks Harga Konsumen (IHK) Kepulauan Riau (Kepri) pada Juli 2018 mengalami inflasi. Inflasi IHK Kepri tercatat 0,27% (mtm), lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya yang mencatatkan inflasi sebesar 1,14% (mtm).

Angka ini juga lebih rendah dibanding inflasi nasional sebesar 0,28% (mtm). 

“Secara tahunan, inflasi IHK Kepri Juli 2018 tercatat 4,38% (yoy), lebih tinggi dibandingkan inflasi Juni 2018 sebesar 4,06% (yoy) dan lebih tinggi dari inflasi nasional yang tercatat sebesar 3,18% (yoy),” ujar Wakil Ketua Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kepri, Gusti Raizal Eka Putra, Jumat (3/8/2018). 

Selain itu angka tersebut juga lebih rendah dari rata-rata historisnya tiga tahun terakhir.

Perolehan angka inflasi ini dipengaruhi dari kelompok komoditas volatile foods (kelompok bahan makanan yang harganya bergejolak) dan juga kelompok inti. Sedangkan kelompok administered price mengalami deflasi.

“Inflasi kelompok volatile food sebesar 2,46% (mtm), lebih tinggi dari bulan sebelumnya yang mengalami inflasi sebesar 1,58% (mtm),” sebut Gusti.

Inflasi ini berasal dari komoditas bayam, kacang panjang dan daging ayam ras.  Bayam mencatatkan inflasi sebesar 18,09% (mtm) dengan andil 0,15% (mtm), kacang panjang mencatatkan inflasi sebesar 20,49% (mtm) dengan andil sebesar 0,08% (mtm) sementara daging ayam ras mencatatkan inflasi 4,36% (mtm) dengan andil 0,07% (mtm). 

Kenaikan harga bayam dan kacang panjang disebabkan oleh curah hujan yang tinggi sehingga menyebabkan kegagalan panen dan pada akhirnya berdampak pada turunnya jumlah pasokan. 

Beberapa faktor yang menyebabkan kenaikan harga daging ayam antara lain karena peningkatan harga pakan, pelarangan penggunaan Antibiotic Growth Promotor yang menyebabkan masa panen menjadi lebih panjang dari 30 hari menjadi 35 hari serta pasokan DOC yang turun,” jelasnya.

Untuk Kelompok inti mencatatkan inflasi sebesar 0,09% (mtm), lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya yang mengalami inflasi sebesar 0,14% (mtm). Andil terbesar inflasi kelompok inti bersumber dari kenaikan tarif pulsa ponsel yang mengalami inflasi sebesar 1,01% (mtm) dengan andil 0,02% (mtm) serta kenaikan biaya sekolah dasar yang mengalami inflasi sebesar 0,76% (mtm) dengan andil 0,01% (mtm). 

Peningkatan tarif pulsa ponsel terutama untuk paket data sedangkan peningkatan biaya sekolah dasar merupakan pola musiman menjelang tahun ajaran baru. Kelompok komoditas administered prices mencatatkan deflasi 1,17% (mtm), dibandingkan bulan lalu yang mengalami inflasi sebesar 3,15% (mtm). 

“Sedangkan Deflasi pada kelompok administered prices bersumber dari penurunan harga tarif angkutan udara yang mencatatkan deflasi 9,76% (mtm) dengan andil 0,43% (mtm). Penurunan tarif angkutan udara merupakan dampak dari telah berlalunya perayaan Hari Raya Idul Fitri yang membuat maskapai kembali menurunkan tarif,” ujar Kepala Bank Indonesia perwakilan Kepri ini. 

(ret)


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews