Diduga Proyek Pengembang Glory Property

Menguak Biang Banjir Bandang yang Hajar Rumah Warga Tiban Koperasi

Menguak Biang Banjir Bandang yang Hajar Rumah Warga Tiban Koperasi

Bukit yang dipotong pengembang serta danau yang ditimbun pihak Glory Property di Tiban Koperasi (Foto: Batamnews)

Batam - Sebanyak 38 unit rumah lebih di Perumahan Tiban Koperasi, Kelurahan Tiban, Kecamatan Sekupang, Batam, Provinsi Kepri, diterjang banjir. Satu unit rumah rusak parah akibat salah satu sisi rumah amblas. Belasan mobil terendam.

Banjir di Perumahan Tiban Koperasi diduga disebabkan proyek pengembang yang tak taat aturan. Danau yang selama ini menjadi serapan air atau tangkapan air hujan ditimbun dan rata dengan tanah. Bukit dan hutan dibabat habis. Kini lingkungan di seputaran Tiban Koperasi rusak parah.

"Saya sudah sekitar 20 tahun tinggal di sini, sejak tahun 1994, tidak pernah seperti ini, ini gara-gara proyek Glory Point (perumahan dan pertokoan," ujar Yanto, tokoh masyarakat Tiban Koperasi kepada batamnews.co.id, Rabu (25/6/2018).

Menurut Yanto, selama ini banjir tak separah itu. Air pun tak sampai meluap di atas parit. Tapi kali ini berbeda. Sungguh miris.

"Air sampai ke atas parit," ujar Yanto. Dari pantauan batamnews.co.id, parit di kompleks tersebut, persisnya di lokasi banjir, cukup dalam, mencapai hampir dua meteran.

Tokoh masyarakat lainnya, Anto Sujanto mengatakan, proyek pembangunan PT Glory Point yang kini berganti nama jadi PT Glory Property di Tiban Koperasi, diduga sebagai penyebab banjir yang melanda puluhan rumah dan puluhan warga Tiban Koperasi terutama di Blok F dan E.

"Kita dahulu sempat protes dan proyeknya setop, tapi belakangan jalan lagi," ujar Anto. Menurut Anto, pengembang telah berbuat seenaknya dengan menimbun danau yang selama ini penampung hujan dari hulu.

"Danau yang ditimbun sangat luas, itu sekitar dua tahun lalu (2016), sejak saat itu mulai timbul masalah," ucap mantan pentolan aktivitas buruh di Batam ini.

Baca juga: Sebanyak 38 Rumah di Tiban Koperasi Diterjang Banjir, Satu Rumah Amblas

Anto menceritakan bagaimana ia sempat merekam detik-detik air bah melanda kompleks tempat ia tinggal tersebut pada Rabu siang. "Lumpur dan pasir (yang hanyut) tebal. Hujan sekitar satu jam," ucapnya sembari memperkirakan ketebalan itu dengan jari jemari.

Proyek Rumah dan Ruko Diduga Bermasalah

Pantauan batamnews.co.id di lapangan, tampak bukit yang cukup tinggi dan luas nyaris rata dipotong pihak pengembang. Bukit yang itu kini tinggal separuh.

Tidak saja bukit yang dipotong, namun danau yang cukup luas di daerah itu juga ditimbun hingga rata dengan daratan. Dalam catatan batamnews.co.id, aktivitas itu sempat disegel pihak Badan Pengendali Lingkungan Hidup Batam sekitar.

Tampak di lokasi itu, meski terjadi banjir, para pekerja di lokasi masih terus lanjut bekerja.

"Sudah banjir begini mereka pun masih kerja, katanya kemarin sempat tak kerja karena nggak ada duit, tapi masih jalan," ujar Martinus, salah satu korban banjir.

Rumah warga yang rusak parah diterjang banjir bandang (Foto: Batamnews)

 

Rumahnya bahkan terendam hingga sebatas dada. "Kalau rumah saya sudah sejak Desember 2017 kebanjiran, kata Glory mau diganti rugi, tapi sampai sekarang tidak ada, dulu katanya nggak ada duit, tapi sekarang masih tetap kerja," ujar pria yang bekerja di proyek bangunan ini.

Belakangan proyek perumahan dan pertokoan itu berjalan kembali secara diam-diam. "Ada orang 'kuat' di belakang proyek itu," ujar sejumlah warga Tiban Koperasi kompak. Mereka meyakini, proyek tersebut berjalan karena katebelece orang-orang 'kuat'.

Baca juga: Melongok Aktivitas Kepsek SMP 10 Batam di Sel Tahanan Polresta Barelang

Tokoh masyarakat, Anto Sujanto juga sepakat, bahwa penimbunan danau dan pemotongan bukit untuk proyek perumahan dan pertokoan menjadi biang masalah semuanya.

Hal itu pernah disampaikan warga kepada pihak BP Batam, Pemko Batam, serta pengembang. Selain itu juga sempat dihearingkan di DPRD Kota Batam, dan proyek tersebut sempat disetop.

Alat berat yang pernah disegel Bapedal Batam yang kini tinggal kenangan (Foto: Istimewa)

 

"Dahulunya lahan itu milik Koperasi BP Batam, kemudian diserahkan ke pihak pengembang Glory, karena mereka tak sanggup bangun," ujar Anto.

Proyek tersebut dari semula sudah diprotes warga setempat. Mereka bahkan sempat turun ke lokasi proyek untuk menyetop.

Saat ini warga Tiban Koperasi akan mengadakan rapat dan berencana kembali melayangkan permintaan hearing atau dengar pendapat di DPRD Batam membahas hal tersebut.

Pihak Glory Property hingga saat ini belum bisa dihubungi terkait permasalah tersebut. Pihak batamnews.co.id, tengah berupaya mengejar konfirmasi dari pihak pengembang, namun belum berhasil.

Baca juga: Sebagian Wilayah Batam Banjir Diguyur Hujan Deras

(snw)

 


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews