Cegah Campak dan Rubella, Pemerintah Lakukan Imunisasi Nasional

Cegah Campak dan Rubella, Pemerintah Lakukan Imunisasi Nasional

Campak belum bisa diobati secara cepat, terkecuali pencegahan melalui imunisasi. (Foto: ist/batamnews)

Jakarta - Pelaksanaan imunisasi nasional tahap dua ini akan dilaksanakan pada 28 provinsi di Indonesia termasuk di Provinsi Kepri. Kegiatan ini akan digulirkan pada bulan Agustus hingga September tahun 2018 mendatang.

Pemerintah provinsi diminta untuk mendukung dan berkomitmen pelaksanaan imunisasi campak dan rubella tahap dua tahun 2018.

Hal ini disampaikan Medical Officer WHO Indonesia Dr. Vinod Bura pada kegiatan Workhsop yang digagas Aliansi Jurnalis Independen (AJI) yang bekerjasama dengan World Health Organization (WHO) dan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI di Mercure Jakarta Sabang Hotel Jalan, Haji Agus Salim No. 11-13, Menteng. Jakarta Pusat, Sabtu (21/7).

Vinod yang merupakan perwakilan WHO di Indonesia ini mengatakan perlunya tanggapan serius pemerintah daerah untuk mensukseskan program imunisasi Nasional tahap dua ini.

"Sebagai bentuk kewajiban semua pihak baik pemerintah pusat, daerah hingga masyarakat untuk terhindar dari tertular virus campak dan Rubella yang menyerang ibu hamil. Apalagi virus ini belum bisa diobati secara cepat, terkecuali pencegahan melalui imunisasi,” kata Dr. Vinod Bura.

Vinod menuturkan pelaksanaan imunisasi campak Rubella ini selain menyelamatkan sekaligus menghindari hal-hal yang tidak diinginkan terjadi pada anak, virus ini juga akan menular ke ibu hamil yang ada di sekelilingnya.

Lanjut Vinod yang terjadi pada ibu hamil akan jelas terlihat setelah melahirkan dan kondisi bayi yang dilahirkan juga akan berbeda dengan kondisi anak yang normal.

Sementara itu, Direktur Surveilans dan Karantina Kesehatan, Departeman Kesehatan Republik Indonesia, Vensya Sitohang menjelaskan campak dan Rubella adalah satu penyakit menular melalui saluran pernapasan yang disebabkan oleh virus, terutama pada anak dan orang dewasa yang belum pernah mendapat imunisasi campak dan Rubella.

“Bahaya penyakit ini dapat menyebabkan komplikasi yang serius seperti diare, radang paru (pneumonia), radang otak (ensefalitis), kebutaan, gizi buruk dan bahkan kematian,” kata Vensya.

Vensya menuturkan gejala terserang penyakit campak dan Rubella sendiri akan terlihat pada demam tinggi, bercak merah pada kulit (rash) disertai dengan batuk, pilek, mata merah (konjungtivitis) yang tidak spesifik bahkan, bisa tanpa gejala sedikitpun.

Lanjut dia, vaksin imunisasi Measles-Rubella (MR) yang digunakan telah mendapat rekomendasi dari WHO dan izin edar dari BPOM, sebab vaksin MR 95 persen efektif untuk mencegah penyakit yang telah digunakan lebih dari 141 negara di dunia.

“Pencegahan penularan virus di masyarakat dengan cara pemberian vaksin MR secara massal pada anak usia sembilan bulan sampai 15 tahun,” ucapnya.

Menurutnya, kampanye imunisasi MR dilakukan pada dua fase. Fase pertama dilaksanakan di pulau Jawa pada tahun 2017 imunisasi campak dan rubella yang mencapai 34.964.384 anak usia delapan bulan hingga 15 tahun.

Sementara fase kedua akan dilaksanakan di luar pulau Jawa dengan menjangkau 31.963.154 anak di 28 provinsi, pada dan dua fase itu dibagi dalam dua tahap yakni pada Agustus dilaksanakan di tingkat sekolah sementara tahap dua pada bulan September 2018 di fasilitas kesehatan (puskesmas, Posyandu ).

“Imunisasi MR diberikan untuk semua anak usia 9 bulan sampai kurang dari 15 tahun selama kampanye imunisasi MR, selanjutnya imunisasi MR masuk dalam jadwal imunisasi rutin dan diberikan pada anak usia 9 bulan, 18 bulan dan kelas 1 SD/sederajat menggantikan imunisasi campak,” kata Vensya kembali.

(*)


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews