Viking Batam: Kami itu Bukan Suporter Arogan

Viking Batam: Kami itu Bukan Suporter Arogan

Viking Batam (Foto: Batamnews)

Batam - Sebagai suporter yang paling ramai di Indonesia, Viking Persib Club banyak dinilai negatif bagi masyarakat. 

Oleh sebab itu, Ketua Viking Batam Vicky, berharap masyarakat Batam khususnya jangan menilai dari sisi negatifnya saja.

Viking sendiri juga mempunyai slogan untuk setiap anggotanya yang dipegang teguh untuk setiap suporter agar selalu mawas diri.

Pertama, totalitas bukan untuk popularitas. Kemudian, kedua, Viking Batam itu tidak banyak, tapi cukup. Cukup untuk bertahan dan cukup untuk menyerang (menyerang dengan kreativitas).

“Kami ingin dikenal oleh masyarakat Kota Batam, bahwa kami itu bukan suporter arogan, bukan suporter yang selalu rusuh, bukan suporter yang selalu menjadi momok menakutkan bagi masyarakat,” kata dia kepada batamnews, Senin (23/7/2108).

Menurut dia, masyarakat yang menilai negatif tentang Viking hanya melihat dari sisi negatifnya saja.

“Karena mereka hanya melihat di stadion-stadion ketika ada kerusuhan. Padahal kami selama berdiri di Batam, kami tidak pernah membuat keonaran,” kata dia lagi.

Vicky menyebutkan, bahkan kegiatan-kegiatan sosial sering dilakukan oleh Viking. Seperti bakti sosial, kemudian seperti memberi bantuan ke anak yatim piatu. “Kita ada agendakan itu,” ucapnya.

Bahkan kedepannya yang lagi direncanakan itu adalah sunatan masal di Batam. 

“Kemungkinan Agustus rencananya. Saya lagi diskusi sama temen-temen yang support. Saat ini sudah ada satu partner, cuma nyari waktu untuk ke sini. Mudah-mudahan kalau ini deal, baru bisa kita agendakan,” ujarnya.

Lanjut Vicky, Viking Batam sebenarnya sudah dikenal masyarakat Batam sendiri sebagai adalah suporter terbanyak, bahkan di kalangan pemerintahan sendiri sudah hafal Viking Batam itu seperti apa. 

“Karena selama ini Viking Batam selalu memberikan kreatifitas atau seni suporter itu yang sebenarnya seperti apa,” kata Vicky.

“Jadi jangan sampai pribahasa karena nila setitik, rusak susu sebelangga itu diterapkan kepada kami. Wajar suporter seperti itu bagi kami sebagai seorang suporter. Kalau penilaian masyarakat seperti itu, kami tidak akan memaksakan. Tapi kalau masyarakat itu di posisi kami, mungkin mereka akan mengatakan hal yang sama,” kata Vicky lagi.

Dia juga berpesan kepada orang sunda yang berada di Batam tidak akan memaksa untuk bergabung, yang penting sadar diri saja. 

“Karena jiwa suporter Viking itu bukan oleh-oleh, bukan pemberian, bukan dari siapa. Tapi udah garis keturunan,” ucapnya.

(ude)


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews