Pesawat Tempur Baru Inggris Bersenjatakan Laser

Pesawat Tempur Baru Inggris Bersenjatakan Laser

Jet tempur teranyar yang dirancang Inggris punya tekonolgi futuristik. (Foto: net)

London  - Inggris meluncurkan model jet tempur bernama "Tempest" pada Senin 16 Juli, untuk menyaingi program kerjasama Jerman dan Perancis yang meluncurkan program jet tempur mereka sendiri setahun yang lalu.

Dilaporkan Reuters, 17 Juli 2018, saat Farnborough Airshow, Menteri Pertahanan Gavin Williamson mengatakan US$ 2,7 miliar atau Rp 38 triliun telah dialokasikan untuk membiayai program ini hingga 2025 dan Inggris akan mencari mitra internasional untuk menyediakan dana tambahan.

Pesawat yang rencananya akan mengganti jet Eurofighter Typhoon, akan dikembangkan dan dibangun oleh BAE Systems, perusahaan pertahanan terbesar Inggris, bersama pembuat mesin Inggris Rolls-Royce, perusahaan pertahanan Italia Leonardo dan perusahaan pembuat rudal Eropa, MBDA.

Dilansir dari The Sun, jet baru Tempest dapat diterbangkan oleh pilot atau dioperasikan sebagai drone. Pesawat ini menggunakan kecerdasan buatan dan sistem pengenalan untuk mencapai targetnya. Jet Tempest juga dilengkapi senjata laser yang mampu menghancurkan target.

Jerman dan Perancis sudah bekerjasama untuk mengembangkan jet baru, dengan program yang dipimpin oleh Airbus Perancis, bagian dari konsorsium Eurofighter dan Dassault Aviation SA, yang membuat pesawat tempur Rafale.

Para eksekutif industri mengatakan kedua program akan dikembangkan, setelah Inggris keluar dari Uni Eropa sembilan bulan mendatang melalui Brexit-nya.

Rencana Inggris menyerukan agar jet baru beroperasi pada 2035, bertepatan dengan penggantian armada Eurofighter Typhoon yang berakhir pada tahun 2040. Eurofighter Typhoon, dikembangkan oleh kelompok empat negara Jerman, Spanyol, Inggris dan Italia pada 1980-an.

Pesawat jet adalah inti dari strategi udara tempur Inggris yang baru, yang Perdana Menteri Theresa May katakan untuk mempertahankan kemampuan kekuatan udara kelas dunia Inggris.

Seorang juru bicara kementerian pertahanan Jerman menolak berkomentar mengenai program Inggris, tetapi mengatakan proyek Franco-Jerman terbuka untuk mitra tambahan.

Michael Christie, direktur strategi BAE Systems untuk sistem pertahanan udara, mengatakan Inggris mampu mengembangkan Tempest sendirian tetapi akan lebih baik mengembangkannya dengan mitra mengingat biaya yang tinggi dan keinginan untuk menargetkan penjualan masa depan.

Inggris belum mengembangkan jet tempur sendiri sejak 1960-an. Namun Inggris membantu mengembangkan dan membangun pesawat tempur siluman yang paling canggih di armada Inggris, F-35 produksi AS, dengan BAE Systems menjalankan sekitar 15 persen pekerjaan di masing-masing jet.

(*)


Komentar Via Facebook :

Berita Terkait

close

Aplikasi Android Batamnews