TKP Kebakaran Batu Ampar Masih Diberi Garis Polisi

Sepeda Mungil, Saksi Bisu Keceriaan Tiga Anak Joshua yang Tewas

Sepeda Mungil, Saksi Bisu Keceriaan Tiga Anak Joshua yang Tewas

Dua sepeda mungil dibalik garis polisi di lokasi TKP kebakaran yang terjadi dua pekan lalu. Police Line masih melintang di lokasi itu, Senin (9/7/2018). (Foto: Johannes Saragih/Batamnews)

Batam - Delapan belas hari berlalu. Lokasi kebakaran yang menewaskan satu keluarga di Komplek Megacipta Industrial Park (MIP) Batu Ampar masih diberi garis polisi, Senin (9/7/2018). Hal ini mengisyaratkan penyelidikan lokasi kebakaran masih dilakukan.

Rumah milik Joshua Pakpahan hening. Tidak ada aktifitas di lokasi nahas ini. Sebelumnya enam nyawa hilang di tempat ini akibat insiden kebakaran. Pagar tertutup rapat. Sementara dua mobil pribadinya masih terpakir di depan rumah dan dilingkari garis polisi.

Yang menyedihkan, tepat di depan rumah di dekat pintu masuk terparkir dua sepeda kecil.

Joshua memiliki tiga anak, Theresia Josefang (11), William Josefang (9) dan Abigael Josefang (7). Tentu sepeda mungil itu menjadi saksi bisu keceriaan anak-anak ini semasa hidup. Kini hanya tinggal puing-puing kenangan.

Sedangkan di sisi kiri rumah terdapat dua mobil tangki warna hijau dan satu tangki air ukuran besar warna orange.

Adanya aktifitas di sebuah gudang sebelah rumah Joshua. Di sana terlihat pekerja sedang memeperbaiki pintu masuk. "Udah lama ngak pakai, makanya diperbaiki," ujar Iti.

Gudang itu berada ditengah-tengah. Tepatnya antara gudang air dan rumah Joshua. Iti mengatakan, gudangnya berisi pecah belah yang akan di distribusikan ke toko di Nagoya.

Ia mengaku, tidak mengenal Joshua karena jarang datang ke gudangnya. Gudang Iti dan Joshua satu pemilik bernama Amyang. "Sewa gudang ini 34 juta satu tahun," ujarnya.

Ia mengatakan sumur Joshua berada di belakang gudangnya. "Yang gudang dua itu milik Joshua, tetapi ngak ada isinya," katanya sambil menunjuk dua gudang yang juga masih dipasang garis polisi.

Sedangan Sekuriti MIP, Kariman mengatakan, pihak kepolisian masih tidak mengizinkan siapapun masuk ke dalam perkarangan rumah Joshua.

"Kalau dari luar boleh, masuk ngak boleh," katanya kepada Batamnews.co.id. Kariman merupakan salah seorang sekuriti yang berjaga ketika kejadian kebakaran.

Ia melanjutkan, ada beberapa kali  polisi kembali datang ke TKP, pertama polisi mengambil baju karyawan Joshua yang masih tinggal di dalam. Satu lagi hanya melihat sebentar saja.

"Setahu saya dua kali itu," ucapnya.

Sedangkan Sekuriti lain Badaruddin mengatakan, tidak ada yang izin untuk masuk ke dalam rumah. "Ngak ada," katanya. Tidak juga ada yang menjaga rumah Joshua.

Sedangkan karyawan Joshua Agus mengatakan, ia masih dalam proses pemediksaan pihak kepolisian. "Wajib lapor," katanya.

Ia mengatakan, tidak dibolehkan untuk datang kerumah Joshua. "Ngak boleh, ke gerbang aja ngak boleh, hanya sampai simpang," katanya.

Kebakaran terjadi pada Kamis (21/6/2018) lalu. Insiden itu menewaskan satu keluarga. Joshua hangus terbakar di ruang tamu rumahnya. Anak dan istrinya tewas di ruang dapur, beserta seorang pembantunya.

Polisi masih mendalami kasus ini apakah memang murni kebakaran atau ada indikasi lainnya.

(tan)


Komentar Via Facebook :

Berita Terkait

close

Aplikasi Android Batamnews