Kepri Penyumbang Ekspor Elektronik Kedua di Indonesia

Kepri Penyumbang Ekspor Elektronik Kedua di Indonesia

Kepala BI Perwakilan Kepri, Gusti Raizal

Batam - Kepri menempati urutan kedua dari 34 provinsi dengan ekspor elektronik terbesar di Indonesia. Kepri menyumbang 17 persen terhadap ekspor manufaktur berteknologi menengah-tinggi nasional. 

Data ini diperoleh dari Bank Indonesia (BI), sehingga Kepri memberikan kontribusi sebesar 37 persen terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB).

Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) memiliki peran besar dalam industri pengolahan dan ekspor nasional.

Namun Kepala BI Perwakilan Kepri Gusti Raizal menyebutkan beberapa hal yang menjadi kendala pengembangan industri di Kepri, di antaranya: regulasi dan skema insentif yang rumit, akses ke pasar domestik terbatas, teknologi masih rendah, dan pasar ekspor terkonsentrasi sehingga perlu diverifikasi.

“Banyak faktor kendala yang menyulitkan pengembangan industri Kepri, baik itu faktor input, pemasaran perdagangan, serta akses market,” ujar Gusti, Jumat (6/7/2018).

Untuk itu BI memberikan rekomendasi untuk mendorong penguatan industri berorientasi ekspor di Kepri. Seperti Mendorong pemberian kemudahan perizinan dan insentif fiskal, yaitu: Percepatan implementasi program Online Single Submission (OSS), penyediaan insentif fiskal, dan penyesuaian tarif bahan baku. 

Kemudian menurunkan biaya logistik industri melalui peningkatan kapasitas infrastruktur konektivitas, air dan listrik.

“Khusus untuk Kepri, untuk mendukung pengembangan Batam sebagai pusat industri, perdagangan dan logistik, diperlukan: percepatan realisasi rencana pengembangan pelabuhan dan Bandara, lalu pembangunan instalasi air dan transmisi listrik,” kata Gusti.

Baca juga:

Toilet Umum di Norwegia Termahal Dibangun Rp 27 Miliar

Pria Rusia Nyaris Tewas Saat Lift Jatuh dari Lantai 40

 

Kemudian harus ada penguatan sumber daya manusia (SDM) untuk mendukung penyediaan tenaga kerja dengan skill yang sejalan kebutuhan perkembangan teknologi dan otomasj proses produksi. 

“Beberapa hal yang dilakukan untuk peningkatan SDM, bisa dengan penguatan kerja sama antara dunia industri dengan lembaga pendidikan, dan penyediaan insentif berupa super deduction bagi industri unggulan berbasis ekspor,” katanya.

Terakhir dengan perluasan pasar ekspor industri nasional dengan menambah kerja sama perjanjian perdagangan bilateral/multilateral (FTA dan PTA) dengan tetap mempertimbangkan kepentingan nasional.

“Caranya yaitu dengan proses negosiasi kerja sama dengan pasar besar, antara lain Indonesia-European Union CEPA, Indonesia-Australia CEPA di luar negara-negara Asia Tengah dan Afrika, kemudian ditambah lagi penjajakan dengan pasar-pasar baru non tradisional,” ucapnya.

(ret)


Komentar Via Facebook :

Berita Terkait

close

Aplikasi Android Batamnews