Batam - Investor asal Singapura dan Malaysia masih tertarik berinvestasi di Kota Batam. Hal ini disampaikan oleh Director Indonesia Investment Promotion Centre, Riki Kusmayadi. 

Berdasarkan data dari Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) dari tahun 2011-2018, Singapura telah menanamkan modal sampai USD 743 juta. 

“Negara Singapura dan Malaysia masih sangat tertarik pada Batam, mereka masih berpeluang untuk berinvestasi,” ujar Rikki di Grand I Hotel, Batam, Rabu (4/7/2018). 

Untuk itu menurutnya harus ada strategi promosi agar menambah potensi di Kota Batam. Namun sebelum itu harus ada perbaikan di internal. 

“Pemerintah pusat dalam waktu dekat akan meluncurkan Online Single Submission (OSS), ini menjadi salah satu cara baru, lalu kita juga punya Izin investasi 3 jam (I23J),” katanya.

Selain itu juga terkait perlu ada pemeliharaan terhadap perizinan yang sudah ada, seperti izin prinsip dan izin investasi. 

“Sejauh mana bisa direalisasikan, minat mereka masih tinggi ke Batam,” jelasnya. 

Industri yang akan dikembangkan Singapura dan Malaysia masih berorientasi pada industri manufakturing. Dalam data BKPM juga diperoleh industri yang berkembang di Batam 80 persen bergerak di bidang metal, mesin dan elektronik. 

Namun industri yang akan dikembangkan di Batam oleh Singapura dan Malaysia merupakan industri teknologi tinggi. 

“Makanya perlu meningkatkan Sumber daya manusia (SDM) kita,” kata dia.

Ia menilai kerjasama Badan Pengusahaan (BP) Batam dengan Politeknik Batam merupakan hal yang sangat bagus. Lulusan Politeknik bisa berkontribusi untuk industri teknologi tinggi. 

“Selanjutnya kerjasama Poli Batam dan BP Batam perlu ditingkatkan,” jelasnya.

(ret)

Baca juga: 

Ilmuan Amerika Klaim Temukan Obat Penghancur Kanker

Begini Proses Perakitan Smartphone Honor di PT Satnusa Batam

Lusia Efriani: Pemangkasan Pajak Beratkan UKM Kecil