6 Masalah Penggunaan E-Money di Jakarta, Pelajaran untuk Sri Bintan Pura

6 Masalah Penggunaan E-Money di Jakarta, Pelajaran untuk Sri Bintan Pura

Batam- Mulai 15 juli 2018, bayar pas masuk ke Pelabuhan Sri Bintan Pura di Tanjungpinang, Kepulauan Riau, harus menggunakan e-money.

Kebijakan ini disambut prokontra di kalangan warganet. Mereka mengkhawatirkan fasilitas isi ulangnya.

Penggunaan emoney sudah dilakukan di beberapa tempat di Jakarta. Banyak keluhan dari pengguna.

informasi yang dihimpun batamnews, sejumlah masalah penggunaan emoney tersebut adalah sebagai berikut.

1. Mesin pembaca lambat

Masalah ini terjadi pada penggunaan transaksi non tunai di tol Jakarta. Seperti dikutip dari kompascom Kepala Badan Pengatur Jalan Tol ( BPTJ) PT Jasa Marga (persero) Tbk, pun meminta pihak bank dan vendor agar segera menarik dan mengganti yang baru.

Sebelumnya, Direktur Operasional II PT Jasa Marga Tbk, juga menjelaskan hal senda. Jasa Marga juga meminta pihak bank menarik kartu e-money lawas karena dianggap sudah kedaluwarsa. 

Kartu kedaluwarsa mengakibatkan saat digunakan mesin bacanya lama.

2. Isi ulang sulit 

Pelanggan mengeluh sulitnya proses isi ulang saldo. Seperti dikutip dari bisniscom PT Bank Mandiri (Persero) Tbk., yang merupakan salah satu bank penerbit uang elektronik terbanyak dengan merek dagang E-money pun menjawabnya. 

Pihaknya mengatakan, dalam proses gangguan dalam isi ulang tunai pada e-Money dipengaruhi banyak hal. Misalnya, jaringan pada EDC, kartu uang elektroniknya, dan pemilik kartu maupun petugas yang membantu kurang paham.

3. Saldo terpotong 2 kali

Melalui rekaman video yang beredar di media sosial, seperti dikutip dari tempocom, Rama Soegianto mengaku saldo e-money miliknya terpotong dua kali di gerbang tol Cililitan, Jakarta Timur.
Pihak PT Jasa Marga (Persero) Tbkmerespon keluhannya. Pihaknya dan Bank Mandiri sudah berkoordinasi terkait transaksi ganda tersebut. 

Pihaknya sudah minta maaf. Pihak Bank Mandiri juga menuturkan, saldo Rama yang terpotong akan dikembalikan. 

Heru menuturkan, guna mencegah terulangnya kembali transaksi ganda, pengguna kartu uang elektronik yang akan melakukan pembayaran tol sebaiknya tidak mengubah, menggeser atau menarik kartu selama transaksi belum selesai dan gate belum terbuka.

Jika insiden tersebut kembali terulang, pengguna dapat melakukan pengecekan melalui ATM dan cetak data transaksi. Setelah itu, dapat menyampaikan keluhan beserta kartu dan data transaksi tersebut ke kantor bank penerbit kartu e-money terdekat.

4. Sistem offline 

Masalah yang sering dijumpai ketika top up adalah sistem sedang offline. Seperti yang dikutip dari kontancoid, Misalnya yang pernah terjadi di koridor TransJakarta.

Pihak Bank Mandiri menjelaskan, terganggunya isi ulang e-money disebabkan karena dana talangan yang habis.Jika dana ini habis maka nasabah tidak bisa melakukan isi ulang.

Terkait ini pihaknya menyarankan, bagi nasabah Bank Mandiri yang ingin melakukan top up, maka bisa menggunakan Mandiri Online. Hal ini dimungkinkan dengan fitur NFC yang ada pada handphone.

5. Ketersdiaan tempat isi ulang

Ketersediaan tempat pengisian saldo e-Toll, jadi salah satu masalah penerapan 100% sistem transaksi nontunai di Jalan Tol Jakarta waktu itu. Seperti dikutip dari mediaindonesiacom, Pihak Jasa Marga mengakui kendala itu. 

Pihaknya disarankan mengisi ulang menggunakan ATM, atau merchant yang sudah bekerja sama dengan pihak perbankan.

6. Muncul calo 

Penambahan halte Transjakarta yang menggunakan tiket elektronik membuat praktek percaloan bermunculan. Seperti dikutip dari tempoco, Di halte Lebak Bulus, Jakarta Selatan, misalnya.

Seorang calo menunjukkan kartu Flazz dari BCA, salah satu kartu yang digunakan oleh PT Transportasi Jakarta untuk membayar tiket perjalanan bus Transjakarta. 

Dia menawari para calon penumpang yang belum memiliki tiket elektronik itu dengan harga Rp 5.000 untuk sekali perjalanan, lebih mahal dibanding harga sebenarnya sebesar Rp 3.500. 

Calo itu tak canggung menawarkan kartu uang itu meski dilihat oleh petugas Transjakarta. Menurut dia, mereka tak pernah melarangnya menjual jasa itu. 


Salah satu petugas Transjakarta yang enggan disebut namanya mengatakan mestinya para calon penumpang membeli tiket elektronik masing-masing. Namun, karena tak semua dari mereka berlangganan bus TransJakarta, para petugas akhirnya memaklumi praktek percaloan itu.
  
Baca juga:

Mulai 15 Juli, Masuk Pelabuhan Sri Bintan Pura Harus Pakai E-Money

Protes Warganet Soal Penerapan E-Money di Pelabuhan Sri Bintan Pura

7 Fakta E-Money yang Dikeluhkan Warganet Terkait Penerapan di Sri Bintan Pura

 


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews