Pemasangan Pipa IPAL di Batam Sudah Capai 25 Km

Pemasangan Pipa IPAL di Batam Sudah Capai 25 Km

Kepala Kantor Air dan Limbah BP Batam, Binsar Tambunan saat menerima kunjungan kehormatan Duta Besar Korea Selatan (Korsel) untuk Indonesia Kim Chang Beom, di Gedung Bida BP Batam pada Kamis (28/6/2018) sore. (foto:yude/batamnews)

Batam - Kepala Kantor Air dan Limbah BP Batam, Binsar Tambunan sebut progres pembangunan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) atau Waste Water Treatment Plant (WWTP) sudah 15 persen. Pemasangan pipa telah mencapai 25 km dari 114 km.

"Realisasi pembangunan IPAL dari Agustus tahun lalu hingga Mei 2018 sesuai target pekerjaan meliputi perekrutan subcon, pembuatan shop drawing, koordinasi dengan berbagai stakeholder, sosialisasi hingga pengiriman dan pemasangan pipa," kata dia saat menerima kunjungan kehormatan Duta Besar Korea Selatan (Korsel) untuk Indonesia Kim Chang Beom, di Gedung Bida BP Batam pada Kamis (28/6/2018) sore. 

Binsar Tambunan yang turut hadir mendampingi Deputi Bidang Pengusahaan Sarana, Eko Budi Soepriyanto mengatakan, pembangunan IPAL yang bekerjasama dengan kontraktor Hansol, sal Korsel dan pendanaan pinjaman lunak dari pemerintah Korsel itu masih dalam tahap pengerjaan.

Menurutnya dukungan pemerintah Korsel berupa penggunaan teknologi dan konstruksi jaringan pipa, dikerjakan langsung tenaga ahli dari Korea Selatan. Dinilai sangat baik dan diperlukan untuk mengatasi kebutuhan air baku bagi masyarakat Batam.

Duta Besar Korea Selatan untuk Indonesia Kim Chang Beom menyampaikan apresiasi atas sambutan yang diberikan BP Batam kepada pihaknya. 

Kim menilai hubungan baik kedua negara antara Indonesia dan Korsel menunjang kerjasama yang baik dalam berbagai aspek seperti budaya maupun investasi pada kedua negara.

Baca juga:

Anggota DPRD Batam Marlon Brando Meninggal Dunia

Erupsi Gunung Agung, Penerbangan Bandara Ngurah Rai Tertunda 16 Jam


 
"Saya kira dengan segala potensi Batam yang dimiliki meliputi hubungan logistik dan pariwisata sangat bernilai tinggi bagi perusahaan yang beroperasi di kawasan ini, apalagi didukung dengan status kawasan sebagai perdagangan dan pelabuhan bebas (FTZ), tentu pemerintah Korea akan konsen terhadap perluasan investasi bagi perusahaan asal Korea yang beroperasi di Batam," ucapnya. 

Kim berharap bahwa Batam harus mengacu pada Business Friendly Orientation. Batam dapat menawarkan solusi agar rencana pengembangan Batam seperti logistik di tanah air lebih efisien dan menjaga keberlangsungan bisnis dalam menghadapi kompetisi ekonomi global. 

"Dengan segala infrastruktur dan fasilitas yang sudah tersedia diharapkan BP Batam untuk lebih atraktif dalam memberikan kemudahan sehingga mudah dijangkau dan tentu lebih ramah dan business friendly orientation agar mampu menarik investor-investor dari berbagai negara," kata Kim.

(ude)


Komentar Via Facebook :

Berita Terkait

close

Aplikasi Android Batamnews