Warga Protes Galian IPAL Rp 559 Miliar Rusak Fasum dan Asal-asalan

   Warga Protes Galian IPAL Rp 559 Miliar Rusak Fasum dan Asal-asalan

Mobil terperosok karena proyek penggalian IPAL (Foto: Istimewa)

BATAMNEWS.CO.ID, Batam - Warga Perumahan di Kecamatan Batam Kota protes atas kontruksi Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL). Proses kontruksi tersebut dinilai asal-asalan.

Warga juga tak terima karena proses kontruksi ini tidak pernah meminta izin. Warga baru menyadari proses kontruksi ini setelah dilakukan beberapa bulan lalu. 

Terdapat tiga perumahan yang terkena dampak proyek IPAL diantaranya Cemara Buana, Gria Buana dan Wisma Buana, Kelurahan Taman Baloi, Batam Kota.

Ketua RT Cemara Buana Yohanes mengatakan, pihaknya tidak pernah diajak rapat untuk proyek IPAL tersebut. 

Baca juga: Mulkansyah: Saya Bukan Kriminal, Tak Perlu Malu Masuk Penjara

"Namun tiba-tiba dibangun dan dilubangi saja jalan di perumahan kami," ujar Yohannes, Selasa (19/6/2018).

Proyek konstruksi ini dikerjakan oleh Badan Pengusahaan (BP) Batam, bersama dengan kontraktor. Proyek ini bernilai US$43 juta atau senilai Rp 559 miliar. BP Batam mendapat pinjaman dari pemerintah Korea Selatan.

Wargapun protes terkait proyek tersebut dan mempertanyakan surat izin penggalian kepada salah seorang pengawas proyek ini. 

"Mereka (kontraktor) tunjukan surat dari BP, tetapi tidak ada daftar perumahan kami di dalam yang ada Anggrek Sari, Eden Park, kok main gali saja," ujarnya. 

Cekcok sempat terjadi. Bahkan tersebar melalui media sosial. 

Baca juga: Oknum Petugas Pelabuhan Roro Punggur Curang?

Beberapa hari setelah protes itu surat pernyataan dari BP Batam terbit. Isinya menyebutkan akan melakukan pengerjaan proyek sesuai SOP, dan memberikan jaminan jika terjadi hal yang tidak diinginkan. Proyek penggalian dilanjutkan. 

Menjelang lebaran proyek dalam proses penggalian tersebut dihentikan. Namun tiba-tiba, tepat hari lebaran lubang hasil penggalian ambruk. Akibatnya beberapa mobil warga yang berniat parkir untuk berkunjung ke rumah saudara terperosok. 

"Ketika lebaran proyek penggalian dihentikan karena pekerjanya mudik, kami warga disini kena imbas," ujarnya.

Warga sedang melihat proyek penggalian IPAL (Foto: Istimewa)

Selain itu juga mengakibatkan beberapa ruas jalan jadi berlubang. Berdasarkan SOP yang telah diterbitkan BP Batam, pengalian seharusnya dengan lebar 60 cm. Namun karena penggalian dilakukan dengan menggunakan alat berat (excavator) membuat lubang penggalian melebihi SOP. 

"Karena pakai Excavator, lebar rusak jalan jadi kemana mana," katanya.

Ketika dihubungi kontraktor beralasan lagi mudik. Namun Selasa (20/6/2018) siang kontraktor terlihat sudah melakukan perbaikan di lapangan. 

"Sudah ditutup tetapi hanya pakai tanah galian, kondisi tanah itu masih lembek seharusnya ditimbun pakai pasir, ini tidak menyelesaikan masalah," katanya. 

Selain itu juga pihak kontraktor tidak langsung menutup bekas penggalian. Dan malah membiarkannya selama berhari-hari.

Yohannes mengatakan, warga tidak menolak proyek IPAL ini, namun ketika usai digali timbun yang padat baru aspal seperti semula. 

"Ini ngak, ditimbun pakai tanah bekas galian, bukan pakai pasir atau bauksit," katanya. 

Ia berharap, kejadian seperti ini tidak terulang kembali ini bentuk proyek terkesan dikerjakan buru-buru dan asal-asalan.

"Kalau sudah begini mau ditambal atasnya pake aspal atau cor di bawahnya sudah lembek dan hancur," katanya.

(tan)
 


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews