Pembelot Minta Trump Tekan Kim Hentikan Perbudakan

Pembelot Minta Trump Tekan Kim Hentikan Perbudakan

foto: www.moneycontrol.com

BATAMNEWS.CO.ID, Kuala Lumpur - Korea Utara menduduki peringkat negara terburuk di dunia dalam prevalensi Indeks Perbudakan Global 2016 oleh kelompok hak asasi Walk Free Foundation. Perkiraan 1,1 juta orang-atau satu dari 20 warga-hidup dalam perbudakan.

Diharapkan pertemuan Donal Trump-Kim Jong Un, Trump bisa membantu menekan atau memberhentikan perbudakan di Korea Utara. Seperti disampaikan pembelot Korea Utara Yeonmi Park menjelang pertemuan bersejarah di antara pemimpin kedua negara itu.

Pertemuan pertama tersebut difokuskan pada senjata nuklir Pyongyang dan perdamaian di Semenanjung Korea, Selasa (12/6/2018).

Baca juga:

Takut Tinjanya Dicuri, Kim Jong Un Bawa Toilet Khusus ke Singapura

Detik-detik Sejarah Kim Jong Un dengan Donald Trump Berjabat Tangan

 

Pembelot dan juru kampanye mengatakan pertemuan puncak di Singapura harus menyoroti pelanggaran hak asasi manusia (HAM).

"Ini bukan waktunya untuk fokus pada senjata nuklir. Ini saatnya untuk fokus pada bagaimana Korea Utara menindas rakyatnya," kata Yeonmi Park, pembelot, kepada Thomson Reuters Foundation melalui telepon dari New York, tempat dia sekarang tinggal.

Yeonmi diperkosa dan jatuh ke tangan pedagang manusia setelah dia menyeberang ke China pada 2007 pada usia 13 tahun. Dia berkampanye melawan perdagangan pengantin Korea Utara ke China, dan menceritakan penderitaannya dalam memoar 2015 yang berjudul "In Order to Live".

Banyak orang Korea Utara terperangkap di kamp-kamp penjara di dalam negeri, atau dikirim ke luar negeri sebagai buruh budak untuk mendapatkan penghasilan yang sangat dibutuhkan bagi negara yang terisolasi itu.

PBB mengatakan pada 2015 bahwa Korea Utara telah memaksa 50.000 orang untuk bekerja di luar negeri, terutama di Rusia dan China, dengan penghasilan antara 1,2 miliar hingga 2,3 miliar dolar setiap tahun untuk pemerintah.

(kin)


 


Komentar Via Facebook :

Berita Terkait

close

Aplikasi Android Batamnews