Swasembada Beras

Wow, Meranti Mampu Pasok 50 Persen Kebutuhan Beras Lokal

Wow, Meranti Mampu Pasok 50 Persen Kebutuhan Beras Lokal

Beras

BATAMNEWS.CO.ID, Selatpanjang - Upaya Pemerintah Kabupaten Kepulauan Meranti untuk menjaga kestabilan harga beras dan memenuhi kebutuhan masyarakat di daerah mulai menampakkan hasil. Bahkan pada tahun 2015 ini Meranti telah mampu memenuhi 50 persen kebutuhan beras lokal dari ratisan hektar sawah yang terbentang di sejumlah kecamatan.

Kepala Dinas Pertanian, Peternakan dan Ketahanan Pangan Kabupaten Kepulauan Meranti, Yulian Norwis, mengatakan, saat ini produksi padi yang dihasilkan para petani sudah mencapai 13.000 ton per tahunnya atau sekitar 50 persen dari kebutuhan daerah. Jumlah tersebut bisa saja meningkat (dapat memenuhi kebutuhan lokal) jika petani melakukan panen dua kali dalam setahun.

"Kebutuhan akan beras lokal kita hanya 26.000 ton per tahun. Sekarang kita sudah mampu memenuhi 50 persen dari kebutuhan tersebut. Makanya kita akan upayakan agar nantinya petani kita bisa melakukan panen dua kali dalam setahun," ujar Yulian baru-baru ini.

Yulian menjelaskan, pada musim tanam 2013/2014 lalu, Dinas Pertanian, Peternakan dan Ketahanan Pangan (DPPKP) Kabupaten Kepulauan Meranti telah berkomitmen menjadikan program peningkatan produksi beras sebagai sasaran target yang harus dicapai. Dengan meningkatnya produksi beras di Kepulauan Meranti tidak hanya akan mampu memenuhi kebutuhan pangan, di sisi lainnya Meranti juga akan mampu menjaga stabilitas harga beras pasaran.

"Untuk swasembada beras masih belum lagi. Tapi kalau untuk meningkatkan kemampuan produksi beras setiap musin tanamnya itu  jelas. Yang paling penting, secara bertahap Meranti harus bisa panen dengan hasil yang meningkat. Baik dari sisi kuantitas maupun kualitas. Panen tahun kemarin saja, petani kita mampu menekan harga beras lokal untuk tetap stabil Rp 8.000 per kilogram. Padahal sebelumnya harga beras ladang sempat melonjak di atas Rp 10.000 per kilogram. Ini bukti bahwa dengan hasil yang maksimal harga pangan akan stabil," ujarnya.

Harus diakui, lanjut Yulian Norwis, untuk swasembada beras Kepulauan Meranti masih harus melalui berbagai tahapan panjang. Selain persoalan kondisi lahan dan iklim yang cenderung ekstrim akibat kondisi cuaca, di sisi lainya SDM para petani Meranti juga masih belum mapan.

"Butuh proses yang panjang supaya Meranti bisa swasembada beras ini. Meskipun demikian, hal ini bukan berarti tidak mungkin, semua itu bisa saja diraih, sepanjang semua pihak bisa saling mendukung dan bahu membahu," ujarnya.

Pernyataan Yulian bukan tanpa alasan. Persoalannya sekarang, kata dia, kalau soal pangan ini ditumpukan di satu pihak saja jelas tidak akan bisa. Alasannya, untuk irigasi dan konstruksi jalan, jelas butuh penanganan program dari dinas lainnya, terlebih perhatian dari pemerintah provinsi dan pusat. Mudah-mudahan saja kedatangan Pak Menteri kemarin bisa jadi solusinya. (oi)


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews