Habitat Penyu di Bintan Terancam Punah, Ini Sebabnya

Habitat Penyu di Bintan Terancam Punah, Ini Sebabnya

BATAMNEWS.CO.ID, Bintan - Limbah minyak hitam (sludge oil) yang beberapa bulan menyerang Kawasan Pariwisata Lagoi tidak hanya berdampak pada menurunnya kunjungan wisatawan mancanegara. Tetapi juga mengancam keberadaan habitat penyu hijau (green turtle) di sepanjang pantai Lagoi.

Dari hasil pelepasan (rilis) tukik penyu hijau di salah satu resort kawasan wisata terpadu tersebut. Penyu hijau itu hanya bertelur di dalam dua sarang.

"Akibat sludge oil itulah penyu hiijau hanya bertelur di 1 sarang dalam tahun 2018 ini. Jumlah yang menetas sebanyak 59 tukik, semuanya sudah dilepas ke laut," ujar Eddy, salah seorang pengelola konservasi penyu di Lagoi.

Penyu hijau ini sifatnya sangat sensitif terhadap makanan dan pencemaran laut. Sehingga jumlahnya mengalami penurunan drastis. Karena banyak yang mati ketika limbah minyak hitam menyerang pantai di sepanjang Lagoi.

"Kehadiran sludge oil ini tidak hanya membunuh penyu saja. Tetapi juga membuat penyu enggan bertelur di pantai wilayah Lagoi," jelasnya.

Apabila pencemaran limbah minyak hitam ini tidak ditangani serius oleh pemerintah daerah maupun pusat. Maka keberadaan penyu hijau ini akan langka dan lambat laun pasti punah.

Sebab setiap tahunnya penyu hijau yang bertelur jumlahnya menurun. Bahkan telur yang berhasil menetas juga sangat sedikit.

"Itulah sensitifnya penyu hijau. Kalau penyu sisik kondisinya tidak terlalu mengkawatirkan karena jenis ini tahan terhadap pencemaran," sebutnya.

Conservation Officer Banyan Tree, Renald Yude mengatakan menurut IUCN (International Union For Conservation of Nature), jenis penyu hijau ini masuk dalam kategori terancam punah di dunia. 

"Penyu jenis ini sudah langka ditambah lagi banyak tumpahan minyak hitam di Perairan Bintan. Inilah yang kita kawatirkan bisa-bisa penyu hijau punah," katanya.

Berdasarkan data Lab Conversation Banyan Tree, biasanya dalam 1 tahun ditemukan sekitar 10 sampai 
20 sarang penyu hijau yang bertelur. Dalam satu sarang telur yang menetas bisa mencapai 60 butir. 

Namun sekarang hanya 2 sarang yang telurnya menetas itupun 1 sarang lagi dari jenis penyu sisik. Diantaranya telur penyu hijau 59 butir yang menetas dan penyu sisik 150 butir yang menetas.

"Akibat seringnya pantai di Lagoi dicemari tumpahan minyak hitam. Beberapa kali kami menjumpai penyu mati terdampar dengan kondisi tubuh penuh minyak hitam," ucapnya.

(ary)

 


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews