BATAMNEWS.CO.ID, Batam - Kabar permohonan penangguhan penahanan lima tersangka kasus pornoaksi di Dataran Engku Putri, Batam Centre mendapat sorotoan dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) Batam.

Polisi menjerat para tersangka dengan pasal 33 dan pasal 34  Undang Undang Pornografi Nomor 44 Tahun 2008. Ketua Majelis Ulama Indonesia Kota Batam, H. Usman kepada batamnews.co.id, Jumat (27/4/2018) mengatakan, hukum harus tetap berjalan. Kendati sebagai umat ia sendiri secara pribadi sudah memaafkan.

"Hukum harus tetap berjalan dalam aturan walaupun secara kaidah sebagai umat sudah memaafkan," ujar Usman.

"Kami dari MUI hadir karena sudah ada yang melaporkan ke pihak penegak hukum dan MUI berharap dikembalikan kepada proses hukum yang akan menentukan," lanjut Usman.

Baca juga:

Kasus Tarian Erotis, Jumaga Nadeak Jenguk Aksa di Sel Tahanan

Tiga Penari Erotis Meraung Histeris Dijebloskan ke Sel Polresta Barelang

Tersangka Penari Erotis Salat di Sel Saat Dikunjungi P2TP2A

 

MUI menurutnya sudah melakukan pemberian maaf tapi bukan berarti hukum harus diabaikan, dan nantinya tidak ada efek jera bahkan akan merajalela di Batam. Yang dilakukan MUI hanya melakukan tindakan moral

"MUI sudah melakukan pemberian maaf tapi bukan berarti hukum harus diabaikan dan nantinya tidak ada efek jera bahkan akan merajalela di Batam dan apa yang dilakukan MUI hanya melakukan tindakan moral,"katanya lagi

Usman menyebutkan, apa yang dilakukan saat kegiatan konferensi pers beberapa hari lalu untuk meredam umat dan apabila kemarin tidak dilakukan, bagaimana akan terjadi nanti nya akan menimbulkan masalah baru .

Kasus pornoaksi yang menyeret lima tersangka dalam Pesta Rakyat oleh Ormas, Penjaga Marwah Rudi menjadi berita heboh.  Selain bertepatan dengan momen Isra' Mikraj, hal ini terus mendapatkan perhatian masyarakat, terutama di medsos.

(jim)