Tolak Naik Tarif Listrik 45 Persen, Mahasiswa Batam Demo Seminggu

Tolak Naik Tarif Listrik 45 Persen, Mahasiswa Batam Demo Seminggu

Mahasiswa gelar aksi menolak kenaikan listrik di depan taman aspirasi Batam Center (Tan/Batamnews)

BATAMNEWS.CO.ID, Batam - Aliansi mahasiswa Kota Batam  melakukan aksi selama seminggu di  di depan taman aspirasi Batam Center. Hal ini dilakukan untuk menolak kenaikan tarif listrik.

Aksi dimulai sejak hari Rabu (25/4/18). Peserta aksi terdiri dari pengurus Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Ibnu Sina dan Forum Komunikasi Mahasiswa Kepulauan Riau (FKMK).

Kita lakukan aksi ini setiap hari, selama satu minggu," ujar Ketua FKMK Rizki Permata kepada Batamnews.co.id (26/4/18).

Para mahasiswa itu melakukan aksi dengan cara membuka posko pengaduan di depan taman aspirasi Batam Center , jalan Engku Putri Batam. Mereka juga mengadakan survey tentang sikap masyarakat terhadap naiknya tarif listrik di Batam.

Survey dilakukan menggunakan kuesioner yang dibagikan di kampus, pasar, rumah dan lainnya. Rizki mengatakan, jumlah kuesioner yang dibagikan sebanyak 5000 lembar.

Pada kuesioner terdapat pertanyaan pelayanan, setuju atau tidaknya kenaikan tarif listrik dan saran masyarakat. "Kuesioner ini akan langsung kita sampaikan kepada presiden," kata Rizki.

Rizki mengatakan, mahasiswa sudah banyak menemukan keluhan masyarakat terhadap tingginya harga tarif listrik. "Kita tidak hanya bayar listrik saja, masih bayak yang lain, kok bisa segini. Masyarakat sudah tidak sangup lagi," ujar Rizki.

Senada dengan Rizki, Ketua BEM Ibnu Sina Habibi mengatakan, setelah aksi pembukaan posko pengaduan dan sebar kuesioner, dilanjutkan dengan turun ke jalan. "Setelah kuesioner kita akan bawa masa demo di depan kantor Bright PLN sekitar 5000 orang, baik dari mahasiswa dan masyarakat," ujarnya.

Selain itu, mahasiswa juga meminta agar Gubernur Kepri Nurdin Basirun dicopot dari jabatannya karena telah menyetujui kenaikan tarif listrik yang dianggap sangat tinggi. Selain itu mahasiswa juga meminta Bright PLN diserahkan kembali ke negara.

"Dari ratusan kuesioner hari ini, kita dapatkan hasil 66 persen warga tidak setuju naiknya tarif listrik," ucapnya.

Sebelumnya, Bright PLN Batam mengajukan kenaikan tarif listrik sebesar 45 %. Rencana kenaikan tersebut berjalan mulus dengan tiga tahap sejak 2017 lalu.

Dampak kenaikan yang cukup besar itu baru dirasakan masyarakat tahun 2018 ini.

(Tan)


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews