Pernah Jadi Sopir Lintas Sumatera, Dori Banting Setir Jadi Boneka Kucing

Pernah Jadi Sopir Lintas Sumatera, Dori Banting Setir Jadi Boneka Kucing

Dori, boneka badut (Foto: Edo/Batamnews)

Berkostum badut jenis boneka kucing dan diiringi dengan musik dari tape yang disandang, menjadi cara Dori Aktanus, mensiasati agar tetap hidup.

Susahnya lapangan pekerjaan di saat sekarang ini, membuat pria kelahiran Bukittinggi tersebut mencari nafkah dengan cara mengamen dengan jadi badut.

“Susah cari kerja, makanya saya ngamen pakai kostum badut,” ujar Dori saat di wawancarai Batamnews, Senin (19/3/2019)

Dori yang berdomisili di Kota Batam, pergi mengamen hingga ke luar daerah seperti Karimun, Tanjungpinang dan Tanjunguban. 

Pria kelahiran 1990 itu, berkeliling ke tempat di mana banyaknya masyarakat berkumpul, seperti pasar, angkringan, kedai-kedai, mengumpulkan rupiah-rupiah dari mengamen.

Untuk menarik perhatian, selain mengenakan kostum badut, ia juga membawa sebuah tape yang menggunakan aki. Badut itu pun bergoyang mengikuti irama musik.

“Tidak di Batam saja, Saya juga keliling ke Karimun, Pinang, sama Uban,” katanya.

Sebelum mengamen, Dori si pria badut itu telah menggeluti berbagai pekerjaan. Mulai dari menjadi kuli bangunan, sopir, dan berdagang.

Bahkan, saat menjadi sopir, nyawa menjadi taruhan. Ia mengisahkan, saat melintasi jalur lintas Sumatra, dua kali samurai menempel di lehernya, ia menjadi korban perampokan.

“Tidak kuat, dua kali samurai nempel di sini (leher),” ujarnya.

Kini, Dori tengah menekuni usahanya dengan mengamen menjadi badut atau istilah baginya disebut ngondel. Dalam sehari ia bisa menghasilkan uang Rp 200-250 ribu.

Terkadang, sekali-sekali ia juga dipanggil dalam acara ulang tahun anak-anak.

“Sekarang fokus kesini saja dulu, yang penting dapat sesuap nasi dan bisa juga kirim ke Kampung,” ucapnya.

Untuk mendapat kostum badut, Dori membelinya dengan cara di pesan keluar daerah, pasalnya di Batam tidak ada yang menjual.

“Saya dapat kostum juga dibeli, pesan ke Luar daerah,” ujarnya.

Kesulitannya untuk mencari pekerjaan lain terkendala karena ijazah. Ia hanya menamatkan jenjang pendidikan hingga SMA. Tidak bisa melanjutkan pendidikan karena himpitan ekonomi keluarga.

(edo)

Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews