PT CSA Sebut Isu Kades Jual Lahan Itu Hoax

PT CSA Sebut Isu Kades Jual Lahan Itu Hoax

Salah satu lahan pertanian di Lingga (Foto: Batamnews)

BATAMNEWS.CO.ID, Lingga - Pihak PT Citra Sugi Aditya (CSA) akhirnya buka suara terkait dugaan penguasaan lahan di Kabupaten Lingga, Kepulauan Riau. Ada dugaan lahan itu hasil dari permainan dengan kepala desa setempat.

Namun Komisaris PT CSA, Try Supritoyo membantah, bahwa lahan seluas 9.600 Ha telah dibeli pihak perusahaan, apa lagi dengan cara membeli dari tangan masyarakat.

"Kita tidak membeli lahan dan tidak ada transaksi masalah lahan, yang ada kita mendapat pembebasan lahan dari Kementerian Kehutanan seluas 9.600 Ha, bukan kita menguasai lahan milik masyarakat desa," kata dia ketika dihubungi Batamnews.co.id, Selasa (6/3/2018) sore.

Dia mengaku, tidak ada transaksi pembelian lahan antara pihak perusahaan baik dengan masyarakat maupun dengan kepala desa, tapi pihak perusahaan mendapat izin karena wilayah tersebut termasuk hutan lepas.

"Izin kita proses Hak Guna Usaha (HGU), namun dalam pengukuran dan pemetaan kadastral oleh Badan Pertahanan Nasional (BPN), dari 9.600 H, tersisa 8.400 H, karena berbatasan dengan rumah, dusun sagu warga juga dengan rumah ibadah. Jadi 1.200 H, kami keluarkan dari luas awal menjadi 8.400 H," ujarnya.

Toyo menjelaskan, dia sempat kaget mendengar adanya kabar bahwa 9 kepala desa yang ada di Kecamatan Lingga Utara dan Lingga Timur menjual lahan ke perusahaan.

"Hangatnya kabar mengenai penjualan lahan oleh sembilan kades, kami anggap itu tidak benar dan hoax, sehingga menimbulkan keresahan masyarakat dan juga kepala desa. Jadi siapa penyebar berita hoax, ini sedang kami cari tahu sekarang ini," katanya.

Dia mengaku, pelepasan kawasan oleh kementerian bukan berarti menjadi hak milik, tapi hak guna usaha, yang rencananya akan di buat perkebunan sawit dengan menggunakan sistem plasma, 20 persen di kembalikan ke masyarakat.

"Kita yakin jika ini berjalan, kesejahtraan masyarakat akan tercapai, dan sudah berapa jumlah uang yang beredar di sana nantinya. Kita tidak main-main dengan luas lahan sebesar itu," tuturnya.

Dia menilai, jika permasalahan seperti sekarang ini, masyarakat tidaka akan dapat menikmati hasil yang diinginkan.

"Memang izin kami kelapa sawit, tidak mungkin kami main-main dengan luas lahan ribuan hektar itu. Sampai saat ini kami masih mencari siapa penyebar kabar tidak benar ini, sehingga kami merasa di rugikan," imbuhnya.

Toyo mengungkapkan, dalam waktu dekat akan ada tim dari kanwil turun ke lokasi lahan untuk mengukur lahan, supaya dapat di keluarkan dari batas-batas tanah milik mayarakat.

(ruz)


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews